JAKARTA. Harga emas melambung mendekati level tertinggi tiga pekan. Pelaku pasar semakin getol mengoleksi emas sebagai alternatif investasi, sebab Amerika Serikat (AS) masih menjaga suku bunga di level rendah. Data Bloomberg menunjukkan, Kamis (19/6) pukul 16.45 WIB, emas untuk pengiriman Agustus 2014 di Divisi Comex melaju 0,75% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 1.282,3 per ons troi. Posisi itu mendekati harga tertinggi tiga pekan yang tercetak pada 16 Juni 2014. Kala itu, emas sempat mendaki ke level US$ 1,284.96, akibat konflik di Ukraina dan Irak. Pergerakan positif harga emas juga terjadi di dalam negeri. Kemarin, (19/6), emas batangan pecahan 1 gram di Divisi Logam Mulia-PT Antam Tbk meloncat Rp 6.000 menjadi Rp 539.000 per gram.The Federal Reserve, Janet Yellen menegaskan, meski bank sentral melanjutkan pemangkasan stimulus senilai US$ 10 miliar menjadi US$ 35 miliar, namun akan tetap menerapkan kebijakan akomodatif. Ini mengindikasikan tidak ada rencana kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Paling cepat suku bunga dinaikkan mulai tahun depan.Kebijakan FOMC tidak agresif dan tidak menimbulkan kejutan di pasar. Efeknya, justru positif untuk harga emas," kata Edel Tully, analis UBS AG, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (19/6). Nanang Wahyudin, analis PT SoeGee Futures menilai, secara umum, kebijakan yang diambil The Fed memicu dollar AS melemah. Maklum, selain belum mengerek tingkat suku bunga AS, The Fed juga memangkas target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 2,1%-2,3%, dari sebelumnya 2,8%-3,0%.Selain itu, The Fed menyinggung tingkat pengangguran AS yang masih relatif tinggi. Bank sentral menilai, perbaikan tingkat pengangguran butuh proses, sebab saat ini sedang tahap pembangunan lapangan kerja. "Pelemahan dollar AS ini yang mengangkat harga emas," ujar Nanang.Target US$ 1.350Analis PT Pefindo, Guntur Tri Hariyanto memperkirakan, efek kebijakan The Fed masih akan menyokong harga emas. Hingga akhir pekan ini, ia menduga, logam mulia akan lanjut reli pada kisaran US$ 1.260-1.295 per ons troi. Adapun, hingga akhir tahun ini, emas ditaksir bisa bertengger di US$ 1.350 per ons troi.Secara teknikal, Nanang bilang, harga emas dalam jangka pendek masih tetap terjaga. Ini terlihat dari harga yang saat ini berada di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator relative strength index (RSI) juga berada di level 63%, yang mengindikasi bullish.Selain itu, garis MACD masih berada di area positif yang mengindikasi bullish. Sementara, stochastic berada di antara level 70%-71%.Nanang menduga, hingga akhir pekan ini, emas masih naik dan bergulir pada range US$1.269-US$ 1.285 per ons troi. "Pada akhir tahun ini, bisa menyentuh US$ 1.350 per ons troi," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bunga AS tetap mini, emas diburu lagi
JAKARTA. Harga emas melambung mendekati level tertinggi tiga pekan. Pelaku pasar semakin getol mengoleksi emas sebagai alternatif investasi, sebab Amerika Serikat (AS) masih menjaga suku bunga di level rendah. Data Bloomberg menunjukkan, Kamis (19/6) pukul 16.45 WIB, emas untuk pengiriman Agustus 2014 di Divisi Comex melaju 0,75% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 1.282,3 per ons troi. Posisi itu mendekati harga tertinggi tiga pekan yang tercetak pada 16 Juni 2014. Kala itu, emas sempat mendaki ke level US$ 1,284.96, akibat konflik di Ukraina dan Irak. Pergerakan positif harga emas juga terjadi di dalam negeri. Kemarin, (19/6), emas batangan pecahan 1 gram di Divisi Logam Mulia-PT Antam Tbk meloncat Rp 6.000 menjadi Rp 539.000 per gram.The Federal Reserve, Janet Yellen menegaskan, meski bank sentral melanjutkan pemangkasan stimulus senilai US$ 10 miliar menjadi US$ 35 miliar, namun akan tetap menerapkan kebijakan akomodatif. Ini mengindikasikan tidak ada rencana kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Paling cepat suku bunga dinaikkan mulai tahun depan.Kebijakan FOMC tidak agresif dan tidak menimbulkan kejutan di pasar. Efeknya, justru positif untuk harga emas," kata Edel Tully, analis UBS AG, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (19/6). Nanang Wahyudin, analis PT SoeGee Futures menilai, secara umum, kebijakan yang diambil The Fed memicu dollar AS melemah. Maklum, selain belum mengerek tingkat suku bunga AS, The Fed juga memangkas target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 2,1%-2,3%, dari sebelumnya 2,8%-3,0%.Selain itu, The Fed menyinggung tingkat pengangguran AS yang masih relatif tinggi. Bank sentral menilai, perbaikan tingkat pengangguran butuh proses, sebab saat ini sedang tahap pembangunan lapangan kerja. "Pelemahan dollar AS ini yang mengangkat harga emas," ujar Nanang.Target US$ 1.350Analis PT Pefindo, Guntur Tri Hariyanto memperkirakan, efek kebijakan The Fed masih akan menyokong harga emas. Hingga akhir pekan ini, ia menduga, logam mulia akan lanjut reli pada kisaran US$ 1.260-1.295 per ons troi. Adapun, hingga akhir tahun ini, emas ditaksir bisa bertengger di US$ 1.350 per ons troi.Secara teknikal, Nanang bilang, harga emas dalam jangka pendek masih tetap terjaga. Ini terlihat dari harga yang saat ini berada di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator relative strength index (RSI) juga berada di level 63%, yang mengindikasi bullish.Selain itu, garis MACD masih berada di area positif yang mengindikasi bullish. Sementara, stochastic berada di antara level 70%-71%.Nanang menduga, hingga akhir pekan ini, emas masih naik dan bergulir pada range US$1.269-US$ 1.285 per ons troi. "Pada akhir tahun ini, bisa menyentuh US$ 1.350 per ons troi," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News