Bunga Bank Turun, Fund Product Laris



JAKARTA. Penurunan bunga simpanan perbankan yang berlangsung sejak Juni 2009 membawa berkah bagi perusahaan asuransi. Banyak nasabah bank yang mengalihkan simpanannya ke produk asuransi bernama fund product, atau asuransi berjangka. Direktur Teknik dan Operasional PT BNI Life Insurance Azwir Arifin memperkirakan, nilai dana fund product di pasar lokal per November ini sudah mencapai triliunan rupiah. "Padahal, akhir 2008 lalu, nilainya masih miliaran rupiah," katanya. Kenaikan itu, imbuh Azwar, sangat dipengaruhi oleh penurunan bunga deposito. "Karena bunga bank sudah tidak menarik, orang mencari alternatif produk," ujar Azwir. Asal anda tahu, fund product rata-rata memberikan imbal hasil atau yield sebesar 2%-3% di atas bunga deposito. BNI Life, papar Azwir, menawarkan fund product dengan imbal hasil 7%-9%, dengan jangka waktu antara 6 bulan hingga 3 tahun. Produk BNI Life yang bernama Optima Saving tersebut sudah masuk ke pasar sejak akhir 2008 lalu. Kini, BNI Life memiliki sekitar 60 nasabah Optima Saving. "Dengan nasabah 60 orang, kami mengelola dana sekitar Rp 300 miliar lebih," kata Azwir. Direktur PT Asuransi Jiwa Adi Sarana Wana Artha Eddy Berutu menambahkan, besarnya minat masyarakat terhadap fund product mendorong perusahaan asuransi berlomba-lomba menerbitkan produk tersebut. Saat ini, Wana Artha memiliki tiga fund product. "Total dana kelolaannya mencapai Rp 200 miliar lebih," kata Eddy, akhir pekan lalu. Sekadar catatan, fund product merupakan perkawinan antara produk asuransi dengan produk investasi. Produk ini sering disebut sebagai varian baru unitlink. Asuransi mengandalkan fund product, setelah pamor unitlink meredup seiring amblesnya harga obligasi dan saham di bursa, tahun lalu. Lewat produk ini, asuransi tidak menonjolkan fungsi perlindungan risiko, melainkan fungsi investasi. Kalaupun ada unsur perlindungan, biasanya fund product hanya menawarkan proteksi atas risiko kematian. Meski menjanjikan yield lebih besar dari deposito, Azwir mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati karena risiko produk ini tinggi. Maklum, underlying asset-nya adalah saham dan obligasi dengan jangka waktu yang pendek.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar