KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat kondisi ekonomi global yang kembali tak menentu, Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah untuk meningkatkan suku bunga acuan menjadi 6%. Langkah tersebut pun dinilai telah diantisipasi sektor perbankan. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, tren suku bunga tinggi ini sejatinya sudah diprediksi sejak lama. Terlebih ketika krisis sudah terjadi beberapa tahun belakangan. Oleh karenanya, ia bilang, tren suku bunga tinggi ini telah diantisipasi oleh semua sektor usaha. Terlebih, perbankan juga menilai ini bukan masalah baru.
"Jadi perbankan tidak langsung semena-mena menaikkan suku bunga tentu akan melihat kondisi dari masing-masing nasabah," ujarnya dalam BNI Investor Daily Summit, Selasa (24/10). Baca Juga: Melongok Dampak Kenaikan Suku Bunga Terhadap NPL Perbankan Ia berpandangan dengan seringnya sektor perbankan melewati berbagai krisis, telah membuat bank belajar dan siap menghadapinya. Menurutnya, itu tercermin dari sisi permodalan perbankan Indonesia yang cukup tebal. Yakni, rasio permodalan (CAR) perbankan per Agustus 2023 sebesar 27,66%.