KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada pertemuan bulan November ini. Kenaikan bunga BI tak direspons buruk pasar. Pasca kenaikan BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru semakin menguat. Hingga akhir tahun, analis menebak, IHSG tetap di area 6.000. Rovandi, Senior Technical Analyst Trimegah Sekuritas Indonesia mengatakan, sentimen yang berasal dari suku bunga dan current account defisit (CAD) sudah diantisipasi pasar. Apalagi kenaikan bunga acuan BI lebih bertujuan untuk menjaga rupiah. "Sudah diantisipasi, jadi sudah price in," kata Rovandi, Jumat (16/11). Soal defisit transaksi berjalan (CAD) yang makin melebar, Rovandi mengatakan, agak sulit memang bagi pemerintah menjaga CAD di level yang bagus karena harga minyak mentah di bawah US$ 70 per barel. Apalagi, impor minyak Indonesia masih sangat besar.
Bunga BI naik, IHSG diprediksi bisa bertahan dilevel 6.000 pada akhir tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada pertemuan bulan November ini. Kenaikan bunga BI tak direspons buruk pasar. Pasca kenaikan BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru semakin menguat. Hingga akhir tahun, analis menebak, IHSG tetap di area 6.000. Rovandi, Senior Technical Analyst Trimegah Sekuritas Indonesia mengatakan, sentimen yang berasal dari suku bunga dan current account defisit (CAD) sudah diantisipasi pasar. Apalagi kenaikan bunga acuan BI lebih bertujuan untuk menjaga rupiah. "Sudah diantisipasi, jadi sudah price in," kata Rovandi, Jumat (16/11). Soal defisit transaksi berjalan (CAD) yang makin melebar, Rovandi mengatakan, agak sulit memang bagi pemerintah menjaga CAD di level yang bagus karena harga minyak mentah di bawah US$ 70 per barel. Apalagi, impor minyak Indonesia masih sangat besar.