Bunga deposito bank beranjak naik



JAKARTA. Suku bunga deposito perbankan beranjak naik di awal tahun ini. Ke depan, arah bunga deposito akan mengekor arah suku bunga Bank Indonesia (BI).

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rata-rata suku bunga deposito tenor 3 bulan tumbuh 6 basis poin di bulan Januari 2017. Sementara bunga kredit turun 1 basis poin.

Sejumlah bankir menyatakan, suku bunga simpanan maupun bunga kredit perbankan lokal tidak akan berubah sampai kuartal II-2017, meski Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 0,75% hingga 1%, Rabu (15/3). Arah bunga perbankan lokal akan mengekor kebijakan BI. Kemarin, BI mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,75%.


Dody Budi Waluyo, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, menyatakan, kendati The Fed akan mengerek suku bunga hingga dua kali lagi pada tahun ini, hal tersebut bukan cukup alasan yang kuat bagi perbankan lokal untuk menaikkan bunga deposito. Sebab, "Kami melihat likuiditas industri perbankan masih cukup besar," terang Dody, Kamis (16/3). Likuiditas itu antara lain berasal dari dana amnesti pajak dari wajib pajak.

Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Tresuri PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan, selama BI tidak mengerek suku bunga acuan, perbankan akan mempertahankan bunga deposito, termasuk bunga deposito BTN. Paling tidak, bunga deposito dan kredit sampai kuartal II 2017 akan relatif tetap. Saat ini, deposito BTN tenor 3 bulan tercatat sebesar 5,75% sampai 6,25%.

Bianto Surodjo, Direktur Ritel Bank Permata, menandaskan, kenaikan bunga The Fed bukan satu-satunya alasan perbankan menaikkan bunga. "Naik turunnya bunga sangat bergantung pada benchmark suku bunga rupiah," imbuh Bianto. Faktor lain yang mempengaruhi suku bunga kredit maupun suku bunga deposito dalam rupiah adalah posisi likuiditas perbankan lokal.

Panji Irawan, Direktur Tresuri PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), memperkirakan, likuiditas perbankan berpeluang mengetat pada awal Juni 2017 atau menjelang perayaan Hari Idul Fitri. "Namun pengaruhnya sedikit," kata Panji.

Sejumlah bank juga sudah mengantisipasi potensi ketatnya likuiditas pasca kenaikan Fed rate. BNI, misalnya, telah merilis negotiable certificate of deposit (NCD) senilai sekitar Rp 2,7 triliun. Tambahan dana utang itu menambah likuiditas bank tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia