Bunga Deposito Bank Mulai Terkerek di Era Suku Bunga Tinggi



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kendati Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI rate di level 6,25%, namun suku bunga deposito perbankan trennya merembet naik.

Jika dilihat dari data BI, suku bunga deposito 1 bulan pada Mei 2024 mencapai 4,61%, atau naik 2 basis poin (bps) dari bunga deposito pada bulan April 2024 yang sebesar 4,59%.

Berdasarkan laporan analisis uang beredar, suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 1 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan, masing-masing sebesar 4,64%; 5,91%; dan 4,1% pada Mei 2024. Sementara, pada April 2024 masing-masing tercatat sbesar 4,62%; 5,88% dan 4,05%.


Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka atau deposito tenor  3 dan 6 bulan pada Mei 2024 menurun menjadi sebesar 5,31% dan 5,69%, dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 5,32% dan 5,71%.

Sejumlah perbankan juga terlihat mulai menaikkan bunga depositonya. Seperti PT Bank Central Asia (BCA) yang per 14 Juni lalu menaikan bunga simpanannya.

Jika dilihat dari laman BCA, terlihat bunga deposito BCA naik bervariasi pada tenor 1 bulan dan 3 bulan. Pada bunga deposito rupiah BCA untuk tenor 1 bulan dengan nominal di bawah Rp 2 miliar yang semula ditetapkan sebesar 2,5% menjadi 3% atau naik 50 basis poin (bps).

Baca Juga: BCA Naikkan Bunga Deposito Per Juni 2024, Cek Besarannya

Sementara bunga deposito tenor 3 bulan, suku bunga yang semula ditetapkan sebesar 2,85%, kini menjadi 3,25% atau meningkat 40 bps. Lalu, bunga deposito tenor 1 bulan dengan nominal simpanan di atas Rp2 miliar menjadi 3,25% meningkat 35 bps. Dan bunga deposito tenor 3 bulan naik 10 bps menjadi 3,25% dari sebelumnya sebesar 3,15%. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kenaikan suku bunga deposito sebagai langkah dalam mengikuti kenaikan bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin ke level 6,25%. Walau demikian, Jahja menyebut, kenaikan bunga deposito ini tidak langsung diiringi dengan kenaikan bunga kredit.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menambahkan, BCA senantiasa memberikan tingkat suku bunga deposito dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas, situasi pasar, suku bunga Bank Indonesia, hingga kondisi perekonomian. 

"Langkah ini sejalan dengan tren pergerakan suku bunga Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Secara keseluruhan, saat ini suku bunga deposito IDR BCA bervariasi di kisaran 2,00%-3,25%, sesuai dengan tenor yang diambil," tuturnya.

Hera menerangkan, sehubungan dengan pergerakan suku bunga kredit ke depan, BCA akan melihat dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum melakukan penyesuaian suku bunga, antara lain kondisi ekonomi dan bisnis, likuiditas, dan situasi pasar yang ada.

PT Bank Mandiri juga menyebut, dengan kenaikan suku bunga di pasar, tentu menjadi pertimbangan untuk melakukan penyesian suku bunga deposito, dan mereview kembali target-target yang telah ditetapkan agar penghimpunan DPK tetap inline dengan penyaluran kredit.

SVP Retail Deposito Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati menyampaikan, selain mempertimbangkan trend kenaikan bunga acuan BI dan USD, Bank Mandiri juga senantiasa mengamati tren perkembangan suku bunga di pasar, kondisi likuiditas perbankan dalam penentuan suku bunga yang akan ditawarkan, dan strategi dalam menjaga cost of fund.

"Dapat kami sampaikan juga bahwa saat ini bunga deposito Bank Mandiri baik rupiah dan valas masih stabil, dengan imbal hasil deposito bervariasi sesuai jangka waktu hingga 2,5% per tahun untuk IDR dan untuk deposito valas USD hingga 1,75% per tahun," ungkap Evi. 

Ke depan, kata Evi sejalan dengan strategi Bank Mandiri untuk mengoptimalkan dana murah dan fokus pada pemanfaatan serta peningkatan layanan digital multi transaksi, pihaknya optimis pertumbuhan DPK Bank Mandiri hingga akhir tahun 2024 dapat tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan pasar.

Adapun DPK Bank Mandiri hingga April 2024 meningkat sekitar Rp 161,8 triliun atau tumbuh 15,1% yoy bila dibandingkan dengan posisi April 2023. Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan seluruh produk dana yang tumbuh double digit pada periode tersebut. Khusus produk Deposito, volume Deposito Bank Mandiri meningkat sekitar Rp 28,9 triliun atau tumbuh 12,8% secara yoy. 

Baca Juga: Reksadana Pasar Uang dan Deposito Pilihan Menarik Untuk Investasi Jangka Pendek

Di sisi lain, Direktur Distribution and Institutional Funding BTN, Jasmin mengatakan, BTN tidak berencana menaikkan suku bunga simpanan. "Karena suku bunga saat ini sudah kompetitif dan sudah merespon kenaikan suku bunga acuan," ujar Jasmin.

Jika dilihat dari laman perusahaan, BTN punya penawaran bunga deposito terendah sebesar 2,35% dan tertinggi sebesar 5,00%.

Jasmin menegaskan, hingga akhir tahun nanti BTN akan terus berupaya untuk menurunkan cost of fund, meningkatkan CASA dan transaksi serta repricing suku bunga yang tinggi bisa di turunkan. "Semoga suku bunga acuan BI 6,25% triwulan III turun sehingga CoF juga bisa turun," ujarnya.

Adapun per Maret 2024, CoF BTN mencapai 4,2%, naik 60 bps dari periode sama tahun lalu yakni 3,6%. BTN juga telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) Rp357,74 triliun, naik 11,9% dari sebelumnya Rp319,6% pada kuartal I-2024.

"Kami menargetkan pertumbuhan DPK di kisaran 9%-10%, dan saat ini masih on track meskipun ada kenaikan suku bunga acuan BI," imbuh Jasmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat