KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan berpotensi mengungkit imbal hasil simpanan dana di perbankan. Hal ini seirama dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 25 basis poin ke level 6%. Sebelumnya, tren suku bunga deposito juga sudah bergerak naik sejak awal tahun.
BI mencatat rata-rata bunga deposito perbankan tenor 1 bulan per September 2023 di level 4,28%.
Baca Juga: Ekonom Sebut Kenaikan Suku Bunga BI Tambah Beban Pemerintah Kenaikan terjadi lantaran likuiditas perbankan tak lagi selonggar tahun lalu. Apalagi saat ini aktivitas bisnis telah berjalan dan tingkat konsumsi meningkat. Bank juga bersaing dengan instrumen investasi lain dengan risiko rendah yang menawarkan bunga lebih tinggi. SVP Retail Deposito Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan, bunga acuan akan jadi pertimbangan dalam menyesuaikan bunga deposito. Namun, itu bukan faktor utama. Bank Mandiri juga tepat harus melihat tren suku bunga di pasar dan kondisi likuiditas. Saat ini, Bank Mandiri belum memutuskan penyesuaian bunga depositonya.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Bunga Deposito Siap Menyusul? "Sekarang masih dalam kajian apakah akan naik atau tetap stabil," kata dia kepada KONTAN, Senin (23/10). Bunga deposito rupiah tertinggi Bank Mandiri saat ini ada di level 2,5%. Sementara itu, Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menyebut, bunga deposito BJB akan naik. Namun, ia tak merinci berapa potensi kenaikannya.
Baca Juga: Siap Hadapi Ketidakpastian Global, Raih Cuan Tiga Kali dari Deposito Presiden Direktur BCA, Jahja Setiatadmadja mengatakan, kenaikan bunga acuan akan direspons BCA dengan menyesuaikan bunga dana ke depan. Ia bilang BCA mematok bunga deposito antara 2%-4%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli