Bunga digunting, return reksadana bakal moncer



KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau 7-day repo rate sebesar 25 bps menjadi 4,25% pada Jumat (22/9) lalu. Penurunan suku bunga disinyalir akan berdampak positif bagi industri reksadana.

Pelaksana Tugas CEO Sucor Asset Management, Jemmy Paul Wawointana optimistis, penurunan tingkat suku bunga acuan akan berdampak positif bagi prospek reksadana dalam beberapa waktu ke depan. “Secara keseluruhan pasti diuntungkan, terutama yang beraset obligasi,” ujarnya.

Ia juga yakin kinerja reksadana saham yang sempat di bawah performa akan bangkit lagi seiring penurunan suku bunga acuan. Sebab, hal itu berdampak pada penurunan biaya bunga sehingga investor dapat meraup keuntungan dalam jumlah besar dan target return bisa tercapai.


Jemmy menyebut, target imbal hasil reksadana saham milik Sucor dipatok 30% pada akhir tahun, reksadana pendapatan tetap 20%, reksadana pasar uang sebesar 7,8%, dan reksadana campuran sebesar 25%.

Guna mencapai target tersebut, Jemmy bilang, pihaknya masih tetap pada strategi awal, yakni memaksimalkan sektor yang memiliki banyak utang, seperti konstruksi dan properti. “Terlepas dari suku bunga yang turun, kami tetap maksimalkan sektor-sektor yang telah ada,” katanya.

Senada, Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen (SAM) Agus B. Yanuar menyebut, suku bunga yang rendah membuat investor mencari asset class yang lain seperti saham dan obligasi. “Ketika bunga turun sesuai ekspektasi, strateginya beli efek yang memiliki imbal hasil lebih tinggi dari bunga,” paparnya.

Agus berpendapat, dengan kondisi saat ini, pihaknya berusaha memaksimalkan potensi di sektor perbankan, komoditas, telekomunikasi, properti, dan industri dasar.

Ia menyebut, target imbal hasil reksadana saham milik SAM maksimal mencapai 18%, reksadana pendapatan tetap sebesar 9%, reksadana pasar uang sebesar 6%, dan reksadana campuran sebesar 12%.

Baik Agus maupun Jemmy sama-sama menilai bahwa kondisi geopolitik global, semisal konflik di Semenanjung Korea dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan The Fed dapat menjadi sentimen terhadap kelangsungan kinerja reksadana.

Sementara dari dalam negeri, menurut Jemmy, pasar masih menunggu keluarnya laporan keuangan kuartal ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini