Bunga KPR ANZ Australia turun, ANZ di RI ogah ikut



JAKARTA. Langkah Australia and New Zealand Banking Group Limited (ANZ) menurunkan tingkat bunga kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 0,25%, tidak serta merta diikuti ANZ Indonesia. Kondisi ekonomi dan tingkat suku bunga acuan, menjadi alasan ANZ Indonesia tidak mengikuti induknya itu. Ajay Mathur, Wakil Presiden Direktur Perbankan Konsumen ANZ menuturkan, penetapan suku bunga dilakukan berdasarkan keadaan perekonomian di masing-masing negara. "ANZ Australia menurunkan suku bunga KPR terkait dengan penurunan suku bunga yang dilakukan oleh RBA (Australia Central Bank) sebesar 0,25%," terang Ajay kepada KONTAN, Selasa (5/5). Ajay juga bilang, keadaan perekonomian di Australia berbeda dengan Indonesia. Apalagi, kata dia, Bank Indonesia dalam 3 bulan terakhir tidak melakukan penurunan BI rate. Saat ini ANZ Indonesia menawarkan suku bunga 9.99% per annum fixed 2 tahun untuk produk KPR. Ajay menerangkan, ANZ Indonesia konsisten menerapkan suku bunga transparan sejak pertama kali meluncurkan produk KPR ke pasar tahun 2011. "Suku bunga yang dijadikan acuan adalah JIBOR (Jakarta InterBank Offered Rate) yang menggambarkan kondisi pasar suku bunga yang sebenarnya," terang Ajay. Hingga kuartal 1 2015, pertumbuhan outstanding KPR ANZ sebesar 4%. Sayang Ajay enggan menyebutkan nilai outstanding KPR ANZ. Tahun ini, ANZ memproyeksikan pertumbuhan outstanding KPR sebesar 20%. "ANZ Indonesia fokus untuk tetap menerapkan suku bunga transparan bagi produk KPR," ucap Ajay. Asal tahu saja, induk usaha ANZ Indonesia baru saja mengumumkan akan menurunkan tingkat bunga KPR sebesar 0,25% yang akan efektif mulai Jumat, 8 Mei 2015. Dengan penurunan itu, tingkat bunga KPR ANZ Australia bakal berkisar 5,38% dari sebelumnya 5,44%. Mark Whelan, CEO ANZ Australia berpendapat, langkah tersebut bisa membuat nasabah menghemat biaya US$ 60 per bulan atau US$ 750 per tahun untuk pinjaman rumah dengan nilai US$ 300 ribu.

"Kami juga berharap, keputusan ini dapat membuat nasabah bisa semakin mudah mengelola biaya rumah tangga dan mendukung perekonomian negara," terang Whelan dalam keterangan yang dirilis ANZ.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan