Bunga kredit korporasi bisa satu digit



JAKARTA. Likuiditas yang mengetat dan rencana The Federal Reserve menaikkan suku bunga membuat peluang penurunan bunga kredit perbankan menyempit. Toh begitu, para bankir berupaya bunga kredit untuk segmen kredit korporasi bisa menuju ke satu digit.

Herry Sidharta, Direktur Bisnis Banking I PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan, bunga kredit yang rendah setidaknya dapat memicu permintaan kredit yang saat ini lemah akibat perlambatan ekonomi. "Harapannya bunga kredit dapat turun lagi minimal sebesar 50 bps," kata Herry kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Per Desember 2016, suku bunga dasar kredit (SBDK) kredit korporasi BNI turun sebesar 50 bps dibandingkan dengan setahun lalu menjadi 10,25%.


Dikdik Yustandi, Vice President PT Bank Mandiri Tbk menyatakan, pihaknya masih ingin memberikan bunga rendah, dengan syarat biaya dana juga rendah. "Saat ini, rata-rata bunga kredit korporasi di kisaran 10%, dan tak lebih dari 12%–13%," kata dia.

Menurut Dikdik, memberikan bunga rendah untuk segmen kredit korporasi merupakan tantangan lantaran kredit jenis ini memiliki tenor panjang,hingga 10 tahun. Sebaliknya, dana-dana perbankan bertenor pendek. SBDK kredit korporasi Bank Mandiri sendiri sekitar 10,25%.

Sementara, Kuswiyoto, Direktur Kelembagaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyampaikan, BRI memberikan bunga kredit korporasi beragam, mulai dari 9% hingga 11%, bergantung pada risiko masing-masing debitur. "Tahun 2017, kisaran bunga kredit korporasi masih akan sama seperti tahun lalu," ujar Kuswiyoto.

Target kredit korporasi

Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan kredit korporasi tumbuh 11%-16% ditopang geliat proyek infrastruktur seperti jalan tol. Saban tahun kebutuhan dana pembangunan infrastruktur mencapai Rp 700 triliun, "Kami ingin menangkap peluang 5% dari potensi itu," tutur Herry.

Adapun BRI menargetkan kredit korporasi tahun ini naik 15%-16%, terutama ditopang kredit ke proyek milik BUMN. Khusus kredit infrastruktur, BRI menargetkan pertumbuhan 30% atau mencapai sekitar Rp 58,6 triliun, dari target realisasi penyaluran kredit infrastruktur tahun 2016 yang tumbuh 50% menjadi senilai Rp 45,11 triliun.

Sementara Bank Mandiri, memasang target kredit korporasi tumbuh 14%-15% menjadi Rp 250,8 triliun-Rp 253 triliun. Selain penyaluran kredit ke sektor infrastruktur, Bank Mandiri mengincar sektor consumer goods, perkebunan dan komoditas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia