Bunga kredit naik, pembiayaan multifinance turun 20%



JAKARTA. Kenaikan suku bunga kredit sebagai dampak penerapan aturan baru Bank Indonesia (BI) yang menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) primer mulai 1 November 2010 bakalan ikut menyeret industri pembiayaan (multifinance). Maklum, sebagian besar pelaku industri pembiayaan masih mengandalkan pinjaman perbankan sebagai sumber pendanaan.

Tak tanggung-tanggung, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menghitung, kenaikan suku bunga sebesar 1%-1,5% saja bakal merontokkan penyaluran kredit multifinance 10% hingga 20%. “Sekarang ini kami belum dapat memastikan karena besaran kenaikannya suku bunga kan belum ditentukan pasti tapi dari hitungan sebesar itu (10%-20%, red),” ujar Ketua APPI Wiwie Kurnia kepada KONTAN, Selasa (14/9).

Sebab, lanjut dia, mau tidak mau, kenaikan suku bunga kredit bakal dibebankan kepada konsumen. Akibatnya, pasar pembiayaan shok karena tingginya bunga kredit yang sedikit banyak akan mempengaruhi daya beli masyarakat.


Meski berpengaruh, Wiwie menilai, naik turun suku bunga kredit merupakan hal lumrah, tak terkecuali di industri pembiayaan. Toh, pertumbuhan industri pembiayaan sempat melejit setelah krisis global pada 2008 lalu. “Mungkin sekarang waktunya slow down,” imbuh dia.

Tak terlalu cemas

Pelaku industri pembiayaan tidak menafikan akan ada kecenderungan booking melorot akibat dari kenaikan suku bunga kredit. Namun, Sekretaris Perusahaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance), optimistis, kondisi itu tidak berlangsung lama Sebabnya, pasar pembiayaan terutama kendaraan bermotor dinilai cukup cerah tahun ini.

Buktinya, penyaluran kredit Adira Finance hingga Agustus 2010 telah mencapai Rp 16,3 triliun dari total target sepanjang tahun ini Rp 20 triliun. “Tidak akan sulit menggelontorkan pembiayaan kurang dari Rp 4 triliun dalam empat bulan ini,” tegas dia.

Apalagi, Yuky menambahkan, sebesar 85% sumber pendanaan Adira Finance disokong induk perusahaan, Bank Danamon. Baru sisanya mengandalkan equity, surat utang, dan pinjaman perbankan yang relatif kecil.

Saat ini, Adira Finance memberlakukan bunga kredit jual ke konsumen rata-rata sebesar 21,2%. “Perusahaan tidak terlalu mengkuatirkan rencana kenaikan suku bunga kredit dan tidak akan serta merta menaikkan bunga kredit ke konsumen,” kata dia.

Sedikit berbeda, BCA Finance justru berencana menaikkan bunga kredit jualnya ke konsumen apabila perusahaan induknya, yakni Bank BCA, menaikkan suku bunga kredit. “Sebab 80% sumber pendanaan kami diperoleh dari Bank BCA,” tutur Direktur Utama BCA Finance, Roni Haslim.

Saat ini, BCA Finance mematok bunga kredit rata-rata 10%. Kendati begitu, Roni menilai, kenaikan suku bunga tidak akan signifikan mempengaruhi pasar pembiayaan. Karenanya, BCA Finance belum berencana merevisi target penyaluran kredit tahun ini sebesar Rp 13,5 triliun. semester I 2010, kucuran pembiayaan mencapai Rp 7,2 triliun atau tumbuh 60% dari tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test