Bunga kredit turun terbatas di semester II



\JAKARTA. Ruang penurunan bunga kredit terbatas hingga akhir tahun 2017 nanti. Beberapa faktor jadi sebab. Inflasi tahun yang masih di kisaran 4,37% (yoy) pada Juni serta rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan yang masih terbatas jadi sebab.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, ruang penurunan bunga kredit masih akan terbatas hingga memasuki kuartal III-2017. Inflasi yang stabil menjadi alasan potensi penurunan bunga kredit berkurang.

Kendati demikian, segmen kredit korporasi dan kredit pemilikan rumah (KPR) berpotensi mengalami penurunan bunga di semester II. "Untuk bunga kredit korporasi dan KPR masih bisa turun, tapi untuk bunga kredit komersial atau kredit usaha kecil masih susah untuk turun," ujar Kartika, Senin (3/7).


Bank milik negara ini menilai pergerakan suku bunga kredit masih sangat bergantung pada permintaan kredit. Gambarannya, andai rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan berada di atas 10%, ruang gerak kenaikan bunga kredit akan stabil.

Oleh karena itu, Direktur Bank Mandiri Royke Tumilaar menambahkan, saat ini, Bank Mandiri belum ada rencana menaikkan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit

Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengatakan, pergerakan suku bunga kredit bergantung pada kondisi likuiditas perbankan. Jika tingkat inflasi rendah namun diiringi dengan keterbatasan likuiditas, maka tidak ada ruang bagi perbankan untuk memangkas bunga kredit.

Bank berkode saham BBRI ini memandang saat ini kondisi likuditas di pasar cenderung stabil dan dapat memenuhi permintaan kredit. Hanya saja, kondisi likuiditas perbankan hanya cukup untuk menjaga suku bunga kredit berada di level stagnan meski ada ruang untuk turun.

Presiden Direktur T Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menuturkan, ruang gerak suku bunga kredit cenderung lebih terbatas. Kedepan, bank milik investor Singapura ini menilai ada kemungkinan bunga kredit meningkat dengan pertimbangkan likuiditas dan bunga pasar. "Bunga kredit sudah turun banyak sekali, kalau turun lagi agak susah," kata Parwati.

Sebelumnya, OCBC NISP telah memangkas bunga kredit sebanyak 100 bps hingga awal bulan Juni 2017. Secara tahunan jauh lebih besar dibandingkan penurunan bunga dana yang berkisar 90 bps.

Sependapat, Direktur Keuangan dan Resiko Kredit PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rico Rizal Budidarmo menyampaikan, permintaan kredit masih belum naik signifikan di akhir semester I-2017 dengan rasio LDR di kisaran 89%-90%. Kondisi LDR tersebut mencerminkan likuiditas tidak banjir sehingga akan mempengaruhi tingkat bunga simpanan dalam memupuk sumber dana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie