JAKARTA. Penurunan bunga wajar penjaminan (LPS rate) simpanan rupiah sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,5%, tidak banyak berpengaruh ke bunga deposito. Tampaknya, bank akan cenderung tetap mempertahankan bunga seperti saat ini. Bahkan bisa terjadi sebaliknya, bank menaikkan bunga deposito demi membetot minat nasabah. Maklum, beberapa bulan mendatang, inflasi diperkirakan melonjak sebagai imbas kebijakan harga BBM bersubsidi dan tarif dasar listrik. Bankir beralasan, bunga deposito tidak boleh di bawah inflasi karena itu berarti uang nasabah tak berbiak (negative spread). Jika itu terjadi, masyarakat akan memilih instrumen lain yang lebih menguntungkan. Terutama nasabah institusi seperti dana pensiun dan asuransi, yang menjadikan penempatan dana di bank sebagai komponen pembentuk laba. Betul, deposito bukan tempat membiakkan uang, tetapi minimal jangan sampai menggerus nilai uang. Wakil Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Evi Firmansyah menilai, bunga penjaminan 5,5% tak menarik bagi nasabah. Apalagi ada kecenderungan inflasi melonjak. Dus, nasabah akan mencari investasi lain. Jadi akan ada perebutan dana antara bank dengan instrumen lain.
Namun, Direktur Utama Bank BNI, Gatot M Suwondo menuturkan, bank sudah memperkirakan rencana kenaikan BBM. Dampaknya, mungkin inflasi memang akan naik tetapi hanya sebentar. Menurut Gatot, jika para deposan tidak panik melihat kenaikan inflasi, bunga simpanan pun tidak akan terpengaruh. Apalagi likuiditas bank saat ini dalam kondisi stabil. "Kami lihat dulu respons deposan, kalau mereka tenang, bunga akan tetap," ucapnya, Minggu (11/3). Bank berlogo angka 46 ini akan memperbesar sumber dana murah, seperti tabungan dibandingkan dana mahal, deposito. Sehingga sumber dana mereka tetap likuid, meskipun tetap ada kompetisi bunga simpanan antarbank. Menurutnya, dengan memperbesar dana murah, BNI juga tidak perlu khawatir, karena beban biaya dana tidak akan terlalu tinggi. Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri, Destri Damayanti berpendapat, bunga deposito tidak secara langsung berhubungan dengan inflasi. Karena itu pula, pengaruhnya ke bunga kredit juga tidak bersifat langsung. Menurut Destri, penggerak utama bunga deposito adalah persaingan di pasar. Apabila bank-bank papan atas tidak mengubah suku bunganya, bank-bank lain akan mengikuti. Jadi, buat apa bank memberikan bunga simpanan tinggi jika bank lain masih memberikan bunga rendah?