Bunga naik, margin pembiayaan terpangkas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 100 bps di tahun ini tak cuma berdampak pasar pembiayaan. Namun net interest margin (NIM) industri multifinance.

Kenaikan suku bunga acuan ini, menurut Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim diikuti kenaikan bunga pinjaman perbankan. Hal tersebut membuat biaya dana BCA Finance ikut meningkat.

Roni menyebut, perusahaan ini akan berupaya menjaga margin bunga. Mau tak mau, BCA Finance mengimbanginya dengan mengerek bunga pembiayaan kepada debitur. "Jadi bunga jual kami akan mengikuti naik turunnya cost of fund," kata dia, pekan lalu.


Besaran kenaikan bunga pembiayaan, menurut Roni akan tergantung pada kenaikan biaya dana perbankan. BCA Finance akan berhati-hati menyesuaikan bunga pembiayaan. Pasalnya menurut dia kenaikan bunga 1% cukup aman terhadap perkembangan pasar pembiayaan. Namun bila lebih dari itu, diprediksi berdampak cukup besar. Hingga semester I-2018, BCA Finance menyalurkan kredit Rp 17,5 triliun, dan target Rp 32,5 triliun di akhir 2018.

Sulit dapat NIM besar

Mandiri Tunas Finance (MTF) mengaku akan kesulitan mengejar margin tebal segmen mobil baru padahal menyumbang 90% portofolio pembiayaan. Menurut Direktur MTF Armendra, NIM rata-rata di 3%-4%. "Karena itu kami lebih banyak bermain di kuantitas besar," kata dia.

Menurut Armendra, MTF akan aktif memantau kebijakan bank-bank yang menjadi sumber dana MTF sehingga bisa mengikuti lebih cepat. Selain itu, MTF akan memilih opsi pendanaan atau melakukan front loading sebelum bank menaikan bunganya. Tapi dia mengaku akan tetap memperhatikan kebutuhan dan likuiditas.

Selain itu, MTF akan menggenjot beberapa segmen pembiayaan dengan NIM lebih tebal ketimbang pembiayaan mobil anyar. Seperti pembiayaan multiguna.

PT Adira Dinamika Multi Finance pun tidak yakin bisa meraih NIM tinggi tahun ini. Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila menyebut di tahun lalu NIM mencapai 12,9%. Dibanding tahun sebelumnya, NIM tersebut lebih tinggi 2%. Menurut Made, kenaikan NIM di tahun lalu didorong penurunan biaya dana. Bunga pinjaman perbankan turun. Begitu pula dengan kupon obligasi.

Pembiayaan segmen kendaraan bekas dan sepeda motor juga menghasilkan margin tebal. Tahun ini, Made menyebut, akan efisiensi di biaya akuisisi. "Selain itu kami juga akan menjaga rasio kredit bermasalah," kata Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie