Bunga naik, multifinance mencari sumber dana murah



JAKARTA. Demi mendapatkan pendanaan murah, sejumlah perusahaan pembiayaan (multifinance) mencari sumber dana alternatif. Beberapa multifinance memilih skema joint financing dengan induk perbankan ataupun menerbitkan obligasi, untuk memperoleh sumber dana murah. 

Salah satu multifinance yang getol mencari sumber pendanaan joint financing adalah BCA Finance. Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance mengatakan, pihaknya akan memakai pendanaan dengan skema joint financing hingga 80% sampai 85% dari total jenis pendanaan. "Bila sumber dana murah, bunga kredit akan bisa kompetitif," ujar Roni. 

Keuntungan lain dari skema joint financing, kata Roni, adalah tidak terbentur dengan plafon kredit. Selain itu, skema ini juga menawarkan proses yang lebih cepat dan fleksibel. 


Perusahaan lain yang juga memilih skema serupa di paruh kedua tahun ini adalah Mandiri Tunas Finance (MTF). Menurut Direktur Mandiri Tunas Finance Anton Herdianto, dana kompetitif dari induk usaha perbankan sangat dibutuhkan agar mereka bisa menawarkan bunga kredit yang lebih ringan, terutama di pasar yang ketat seperti pembiayaan mobil baru. "Makanya di segmen mobil baru, yang banyak bermain itu anak usaha perbankan," kata Anton.

Sebanyak 80% porsi pinjaman  MTF berasal dari Bank Mandiri. "Itu merupakan salah satu strategi karena margin masih menjadi perhatian kami," kata Anton. Selain joint financing, Mandiri Tunas Finance juga akan mencari dana dari penerbitan obligasi di paruh kedua tahun ini. Apalagi, Mandiri Tunas masih memiliki dana penawaran umum berkelanjutan (PUB) I yang belum diterbitkan senilai Rp 150 miliar dari total Rp 1,25 triliun.

Sementara itu, Astra Credit Companies (ACC) masih mengandalkan penerbitan obligasi sebagai sumber utama pendanaan. 

Jodjana Jody, Chief Executive Officer ACC mengatakan, sejak dua tahun lalu porsi pendanaan dari obligasi mendominasi yakni 34% hingga 50%. Sedangkan pendanaan dari joint financing hanya 21%. "Saat ini likuiditas perbankan juga agak ketat, jadi tidak  memperhatikan cost of fund saja, likuiditas perbankannya juga," kata Jodjana.

Meski pendanaan dari joint financing masih kecil, Jodjana bilang, ada potensi untuk meningkatkan porsinya. Apalagi, masuknya Bank Permata sebagai mitra bisnis strategis diharapkan bisa membantu pendanaan baik dari likuiditas atau biaya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie