Bunga pembiayaan BNI Multifinance masih stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis 24 Oktober 2019 nanti, Reuters melakukan jejak pendapat kepada 30 ekonom. Guna melihat arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral itu. 

Hasilnya 18 pendapat ekonom, memperkirakan BI akan kembali memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5%.

Baca Juga: Bila likuiditas ketat, sejumlah bank akan terbitkan surat utang di tahun depan


Kendati demikian, perusahaan multifinance mengaku pergerakan suku bunga acuan bank sentral tidak terlalu berpengaruh terhadap kebiajakan bunga pembiayaan. PT BNI Multifinance misalnya menetapkan bunga pembiayaan dilakukan oleh Asset and Liability Committee (ALCO).

“ALCO biasanya mengkaitkan dengan Obyek yang dibiayai. Jika obyek yang dibiayai sangat likuid di pasar misal kendaraan roda empat, maka bunganya bisa lebih rendah. Selain obyek juga kelas debitur dan size pinjaman. Jika debiturnya merupakan debitur korporasi maka suku bunganya tidak jauh di atas suku bunga korporasi,” ujar Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan kepada Kontan.co.id pada Selasa (22/10).

Lanjut Ia,bunga pembiayaan sebenarnya tidak terlalu signifikan bagi debitur business banking. Lantaran peralatan yang dibeli dan dibiayai oleh bank dan atau multifinance adalah peralatan produktif yang menghasilkan pendapatan. 

Biasanya sudah ada kontrak dan sudah dihitung debitur akan mendapat margin atau keuntungan tertentu.

Baca Juga: Bunga kredit bank belum turun, bunga pembiayaan multifinance masih stabil

“Untuk multifinance yang 100% dananya berasal dari pinjaman, maka akan berpengaruh pada pinjaman baru atau jika pinjaman dalam bentuk money market akan langsung berpengaruh. Tapi bagi debitur akan berpengaruh pada pinjaman baru. Pinjaman lama bunganya akan tetap sampai jatuh temponya. Sampai hari ini bunga pembiayaan BNI multifinance masih cukup stabil, sesuai dengan jenis pembiayaannya,” jelas Hasan.

Ia menyebut hingga September 2019, realisasi pembiayaan baru anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini tercatat senilai Rp 931 miliar. 

Nilai ini meningkat 14,5% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 813 miliar.

Hasan merinci pembiayaan pada September 2019 dikontribusi dari pembiayaan operating lease senilai Rp 37 miliar. Adapun pembiayaan modal kerja senilai Rp 266 miliar, sedangkan pembiayaan investasi sebanyak Rp 564 miliar. 

Adapun pembiayaan multiguna sebanyak Rp 64 miliar.

Baca Juga: BTPN Syariah catatkan kinerja positif di kuartal III 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi