JAKARTA. Tingkat bunga yang terus naik di Indonesia turut menyulut keringnya likuiditas di pasar uang. Padahal permintaan kredit belum juga mereda. Itulah sebabnya, industri perbankan dalam negeri pilih melirik utang valuta asing (valas) ke luar ngeri yang menawarkan bunga murah.Untuk mengatasi kekeringan likuiditas baik rupiah maupun valas, perbankan memang memilih untuk mengencangkan ikat pinggang. Mereka dengan sendirinya membatasi ekspansi dengan hanya menyalurkan kredit kepada sektor yang menjanjikan untung besar saja.Bagi Wakil Direktur PT Bank Danamon Indonesia Tbk Jos Luhukay adanya tindakan pihak perbankan dalam mencari pinjaman ke luar negeri merupakan hal yang wajar. “Yang menggunakan cara ini bukan kalangan perbankan, tapi juga perusahaan-perusahaan besar. Bahkan, pemerintah juga melakukan hal yang sama," kata Jos.
Bunga Rendah Kerek Pinjaman Valas ke Luar Negeri
JAKARTA. Tingkat bunga yang terus naik di Indonesia turut menyulut keringnya likuiditas di pasar uang. Padahal permintaan kredit belum juga mereda. Itulah sebabnya, industri perbankan dalam negeri pilih melirik utang valuta asing (valas) ke luar ngeri yang menawarkan bunga murah.Untuk mengatasi kekeringan likuiditas baik rupiah maupun valas, perbankan memang memilih untuk mengencangkan ikat pinggang. Mereka dengan sendirinya membatasi ekspansi dengan hanya menyalurkan kredit kepada sektor yang menjanjikan untung besar saja.Bagi Wakil Direktur PT Bank Danamon Indonesia Tbk Jos Luhukay adanya tindakan pihak perbankan dalam mencari pinjaman ke luar negeri merupakan hal yang wajar. “Yang menggunakan cara ini bukan kalangan perbankan, tapi juga perusahaan-perusahaan besar. Bahkan, pemerintah juga melakukan hal yang sama," kata Jos.