Bunga The Fed naik, penurunan kepemilikan asing di SBN sulit diredam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) dinilai sulit diredam dalam jangka waktu dekat. Hal ini mengingat akhir bulan nanti The Federal Reserves akan menaikan kembali suku bunga acuan AS.

Rio Ariansyah, Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management mengungkapkan, meskipun para pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan tersebut, tetap saja potensi keluarnya dana asing dari pasar obligasi Indonesia masih tergolong besar.

“Salah satu tujuan kenaikan suku bunga acuan AS adalah untuk memulangkan kembali dana yang terparkir di negara-negara lain,” terang Rio, Kamis (13/9).


Maka dari itu, upaya perbaikan rupiah mesti dilakukan dengan segera agar efek dari sentimen kenaikan suku bunga acuan tidak semakin buruk bagi pasar obligasi dalam negeri. Cara yang paling realistis adalah BI ikut menaikan suku bunga acuannya.

Kendati demikian, Research Analyst Capital Asset Management, Desmon Silitonga menyatakan, rupiah sulit diharapkan untuk menguat secara terus-terusan di tengah masih banyaknya sentimen negatif dalam beberapa waktu ke depan. Dampak dari usaha perbaikan neraca transaksi berjalan pun baru dapat terlihat dua atau tiga bulan mendatang.

Namun, investor asing sejatinya tetap bisa kembali lagi ke pasar obligasi Indonesia dalam waktu dekat asalkan pergerakan rupiah lebih stabil. Dalam hal ini, rupiah tidak mengalami pelemahan yang tajam dalam satu hari perdagangan. “Investor asing tidak memedulikan nominalnya, namun persentase pergerakannya,” ujar dia.

Sebagai catatan, berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, kepemilikan asing di SBN per 12 September berjumlah Rp 835,25 triliun. Angka ini turun Rp 20,54 triliun dari posisi di akhir Agustus lalu sebesar Rp 855,79 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti