JAKARTA. Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) berpeluang menaikkan biaya pinjaman (cost of borrowing). Hal tersebut diperkirakan akan semakin menekan swasta dalam menarik utang luar negeri (ULN).Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebelumnya pernah bilang, dampak kenaikan bunga The Fed akan terasa hingga tiga tahun ke depan, khususnya bunga pinjaman (cost of borrowing) dalam bentuk dollar AS. Agus juga mewanti-wanti agar masyarakat dan korporasi bersiap menghadapi hal tersebut.Bulan ini, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunganya. Pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis (17/6) dini hari lalu, BI memproyeksi The Fed masih akan menaikkan suku bunganya dua kali lagi hingga akhir tahun.
Bunga The Fed naik, potensi ULN makin tertahan
JAKARTA. Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) berpeluang menaikkan biaya pinjaman (cost of borrowing). Hal tersebut diperkirakan akan semakin menekan swasta dalam menarik utang luar negeri (ULN).Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebelumnya pernah bilang, dampak kenaikan bunga The Fed akan terasa hingga tiga tahun ke depan, khususnya bunga pinjaman (cost of borrowing) dalam bentuk dollar AS. Agus juga mewanti-wanti agar masyarakat dan korporasi bersiap menghadapi hal tersebut.Bulan ini, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunganya. Pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis (17/6) dini hari lalu, BI memproyeksi The Fed masih akan menaikkan suku bunganya dua kali lagi hingga akhir tahun.