Bunga turun, return investasi dana pensiun susut 7,4%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2017 menjadi periode menantang bagi industri dana pensiun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat return of investment (RoI) pengelola dana pensiun menurun menjadi 7,4%, dari RoI sebesar 8,6% di 2016.

Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengakui kondisi investasi di tahun lalu memang cukup berat. "Karena tren penurunan imbal hasil instrumen investasi seperti deposito menurun," kata dia.

Di sisi lain, dana pensiun pemberi kerja juga punya kewajiban memenuhi ketentuan minimal investasi di surat utang negara (SUN). Dari risiko, instrumen ini lebih aman ketimbang pilihan investasi lain. Namun imbal hasilnya mini.


OJK mencatat industri dana pensiun (dapen) mengelola investasi Rp 254,48 triliun sepanjang tahun 2017. Jumlah ini tumbuh 10,9% dibanding tahun 2016. Dari jumlah tersebut, 27% dana investasi ditempatkan di deposito dan sebagian besar lainnya di SUN dengan porsi sebanyak 22,93%.

Instrumen tak berubah

Industri dana pensiun berharap kondisi investasi di tahun ini bisa lebih baik sehingga imbal yang didapat pun bisa lebih cerah. Bambang menilai potensi mencatat return lebih besar masih terbuka. Di antaranya terdorong kinerja pasar modal yang dinilai masih tumbuh positif.

Bambang mengatakan, mayoritas dana pensiun cenderung konservatif dalam mengelola investasi sehingga meskipun bisa mendapat imbalan positif, namun secara umum masih sulit untuk tumbuh dua digit. "Hasil pengembangan investasi mungkin masih akan berkisar 7% sampai 9%," kata dia.

Menurut Bambang, pengelola dapen memprioritaskan penempatan dana pada instrumen investasi yang aman dan menguntungkan secara jangka panjang.

Ketua Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Abdul Rachman mengakui portofolio investasi di dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) didominasi deposito. Ini karena dana pensiun ingin mencari tempat berinvestasi yang seaman mungkin.

Dana Pensiun BRI optimistis bisa mencatatkan imbal hasil investasi dua digit di tahun ini. Direktur Utama Dapen BRI Mudjiharno Sudjono mengakui, masih ada tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Karena, dari sisi tren imbal hasil seperti deposito sulit diharapkan tumbuh tinggi. "Harus pandai-pandai rebalancing saham secara hati-hati dan selektif memilih saham," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini