KONTAN.CO.ID-JAKARTA Ekonom Senior Faisal Basri menyoroti pembayaran bunga utang yang terus meningkat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika terus berlanjut, ini berpotensi mengurangi subsidi untuk rakyat. Menurutnya, kondisi tersebut akan semakin membebani fiskal kedepannya. Pasalnya pembayaran bunga utang yang terus meningkat ini juga diikuti dengan kenaikan utang pemerintah yang semakin bertambah. "Bayar bunganya ini naik terus mencapai 20% lebih dari total belanja pemerintah pusat. Pertanyaannya kenapa naik? ya karena utangnya nambah dan bunganya juga naik," ujar Faisal kepada awak media di Gedung DPR RI, Rabu (10/7).
Konsekuensi dari pembayaran bunga utang yang membengkak tersebut, kata Faisal, membuat anggaran-anggaran untuk kesejahteraan masyarakat terpaksa harus dipangkas. Ini dikarenakan pembayaran bunga utang bersifat wajib. "Bayar bunga (utang) wajib, kalau gak kan kita default. Jadi prioritasnya adalah bayar bunga dulu, biasanya yang dikorbankan subsidi buat rakyat," katanya. Baca Juga: Faisal Basri Sebut Pemerintah Beri Sinyal Harga Pertalite dan Solar Bakal Naik Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto mengungkapkan bahwa pembayaran bunga utang jatuh tempo yang direncanakan dalam APBN 2024 mengalami pembengkakan sekitar Rp 1,5 triliun.