JAKARTA. Tingginya harga pakan ternak yang mencapai Rp 7.000 per kilogram (kg) untuk ayam broiler, dan Rp 6.000 per kg untuk ayam layer atau petelur tidak hanya diakibatkan oleh tingginya harga jagung. Sudirman Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mengatakan, salah satu faktor pendukung lain yang menyebabkan kenaikan harga pakan tersebut adalah tingginya harga bungkil kedelai. Catatan saja, saat ini baik dari lokal maupun impor, harga bungkil kedelai dihargai US$ 700 per ton. Di pasar lokal, harga bungkil kedelai tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang 40 tahun terakhir. "Tingginya harga bungkil kedelai impor tersebut karena transportasi dari Argentina terhambat karena demo buruh sehingga pengiriman terlambat," kata Sudirman, Selasa (17/6).
Bungkil kedelai juga pengaruhi harga pakan ternak
JAKARTA. Tingginya harga pakan ternak yang mencapai Rp 7.000 per kilogram (kg) untuk ayam broiler, dan Rp 6.000 per kg untuk ayam layer atau petelur tidak hanya diakibatkan oleh tingginya harga jagung. Sudirman Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mengatakan, salah satu faktor pendukung lain yang menyebabkan kenaikan harga pakan tersebut adalah tingginya harga bungkil kedelai. Catatan saja, saat ini baik dari lokal maupun impor, harga bungkil kedelai dihargai US$ 700 per ton. Di pasar lokal, harga bungkil kedelai tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang 40 tahun terakhir. "Tingginya harga bungkil kedelai impor tersebut karena transportasi dari Argentina terhambat karena demo buruh sehingga pengiriman terlambat," kata Sudirman, Selasa (17/6).