Buntut perang dagang, lima perusahaan teknologi AS tangguhkan kerjasama dengan Huawei



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lima perusahaan perusahaan Amerika Serikat (AS) terimbas akibat kian memanasnya perang dagang antara pemerintah negara tersebut dengan China. Kelima perusahaan itu terpaksa menangguhkan bisnisnya dengan Huawei setelah Trump memasukkan perusahaan China itu ke dalam daftar hitam urusan perdagangan.

Penghentian kerjasama dengan Huawei Technologies Co Ltd dimulai oleh Alphabet Inc yakni induk usaha Google. Huawei tidak bisa lagi mengakses sistem operasi android dan sejumlah layanan populer, seperti Google Play Store, aplikasi Gmail, Google Chrome, dan YouTube.

Lalu disusul oleh perusahaan chip asal AS yakni Intel Corp, Qualcomm Inc., Xilinx Inc dan Broadcom Inc. Mengutip Bloomberg, Senin (20/5), kempat perusahaan tersebut tidak akan memasok chip ke Huawei hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.


Analis Rosenblatt Securities Inc Ryan Koontz menilai, memblokir penjualan komponen penting ke Huawei dapat mengganggu bisnis raksasa chip Amerika seperti Micron Technology Inc dan memperlambat peluncuran jaringan nirkabel 5G kritis di seluruh dunia, termasuk di China. Hal itu pada gilirannya dapat merugikan perusahaan AS yang semakin bergantung pada ekonomi terbesar kedua di dunia untuk pertumbuhan.

"Huawei sangat tergantung pada produk semikonduktor AS dan akan lumpuh serius tanpa pasokan komponen utama AS. Larangan AS dapat menyebabkan China menunda pembangunan jaringan 5G hingga larangan itu diberlakukan," kata Ryan.

Jika diimplementasikan sepenuhnya, tindakan administrasi Trump dapat memiliki efek riak di industri semikonduktor global. Intel adalah pemasok utama chip server ke perusahaan China, Qualcomm menyediakan prosesor dan modem untuk banyak smartphone-nya, Xilinx menjual chip yang dapat diprogram yang digunakan dalam jaringan, sedangkan Broadcom adalah pemasok chip switching yakni komponen kunci lain dalam beberapa jenis jaringan mesin.

Namun, Huawei kabarnya sudah mengantisipansi hal ini dengan menimbun cukup banyak chip dan komponen vital lainnya sejak pertengahan tahun lalu sehingga bisnisnya masih akan tetap bisa berjalan selama tiga bulan. Selain itu, ada kabar juga bahwa Huawei telah merancang chip sendiri.

Dampak penghentian kerjasama yang dilakukan Alphabeth Inc, pemegang smartphone Huawei dengan aplikasi Google dapat terus menggunakan dan mengunduh pembaruan aplikasi yang disediakan oleh Google.  "Huawei hanya akan dapat menggunakan android versi umum dan tidak bisa mengakses ke aplikasi dan layanan eksklusif dari Google," ungkap juru bicara Reuter seperti dikutip Reuters.

Editor: Herlina Kartika Dewi