Bupati: Paus Fransiskus akan kunjungi Kutai Timur



KUTAI. Bupati Kutai Timur, Isran Noor, mengundang Paus Fransiskus untuk meresmikan Catholic Center di Sangatta. Paus Fransiskus pun sudah menyatakan kesediaannya.Hal tersebut disampaikan Isran Noor saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Christian Center, Sabtu (12/10/2013), bertepatan dengan hari ulang tahun ke-14 Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.Di gedung yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta tersebut, Isran mengatakan, dirinya, baik secara pribadi maupun atas nama Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, telah menyurat kepada Sri Paus beberapa waktu lalu."Saya katakan bahwa masyarakat Indonesia sangat mendambakan kedatangan Sri Paus ke Indonesia. Dan, saya berharap beliau bersedia meresmikan Catholic Center di Sangatta," katanya.Ternyata surat tersebut telah mendapatkan balasan langsung dari Sri Paus. "Dalam surat yang menggunakan kertas khusus yang mengkilap, Sri Paus mengatakan bahwa dirinya bersedia datang dan memenuhi undangan ke Indonesia," katanya.Namun, Paus Fransiskus memberi catatan, kedatangannya baru bisa dilaksanakan setelah Desember 2013. "Beliau mengatakan sangat sibuk hingga akhir Desember 2013. Kalau setelah itu beliau bersedia datang, khususnya untuk Kutim dan Isran Noor," katanya.Untuk rencana kedatangan tersebut, Isran menyatakan akan membuat persiapan maksimal. "Mendatangkan Sri Paus itu tidak mudah. Pengamanannya ekstra ketat, seperti kepala negara. Karena itu, akan dilakukan persiapan maksimal," kata Isran.Dalam peresmian Christian Center, Sabtu (12/10/2013), Isran menegaskan, Kutai Timur merupakan miniatur Indonesia dalam konteks toleransi antarumat beragama. "Kondisi kondusif di Kutai Timur merupakan miniatur Indonesia dalam bertoleransi. Tidak pernah ada konflik agama. Dan, pemerintah daerah tidak pernah berlaku diskriminatif kepada warganya," katanya.Karena itu, Pemkab Kutim telah membangun pusat kegiatan umat beragama, masing-masing Islamic Center, Christian Center, dan Catholic Center, yang dananya bersumber dari APBD Kutim."Sebenarnya ide tentang pembangunan Islamic Center, Christian Center, dan Catholic Center di Sangatta, saya yang membuatnya. Termasuk konsep Gerdabangagri, ini ide saya. Cuma waktu Pak Awang jadi bupati, saya tidak berani mengakui. Etikanya seperti itu," kata Isran yang disambut aplaus dan tawa audiens.Ia menjelaskan, sebelumnya Pemkab Kutim telah memiliki kebijakan untuk memberangkatkan tokoh masyarakat dalam perjalanan rohani secara rutin setiap tahunnya. Polanya, tokoh umat Islam diberangkatkan haji dan umrah, kalangan Kristiani diberangkatkan ke Jerusalem, kalangan Katolik diberangkatkan ke Vatikan, dan umat yang lain ke India."Namun, saat ini pemerintah pusat tidak mengizinkan lagi pola tersebut. Sebenarnya saya merintih karena pola apresiasi ini tidak bisa berjalan lagi. Tolong doakan saya bisa memiliki kewenangan, kekuatan, dan kemampuan yang lebih untuk berbuat bagi seluruh bangsa Indonesia," katanya.Sementara itu, Pendeta Dr Yerry Tawalujan, yang mewakili Dewan Gereja Pusat, sebagai Ketua I Bidang Masyarakat Persatuan Gereja Injili Indonesia, menyambut baik langkah Pemkab Kutim membangun Christian Center."Kami menilai Kutai Timur merupakan miniatur Indonesia dalam konteks toleransi. Terima kasih atas dukungan dari Bupati dan jajarannya. Semoga bupati-bupati dan gubernur yang lain bisa mengikuti apa yang dicanangkan Bupati Kutim," katanya.Pendeta Yerry menilai peresmian gedung tersebut merupakan momentum yang harus dimanfaatkan dengan maksimal. "Semua elemen berhak untuk menggunakannya," katanya.Dirinya pun berharap Bupati Kutim bisa mewakili Indonesia dalam menyampaikan kabar baik ke dunia bahwa warga Indonesia bisa menjalani kehidupan yang rukun, damai, dan sejahtera. (Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: