KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembagian beban antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) alias burden sharing dalam mendanai krisis akibat pandemi virus korona atau Covid-19 berpotensi mengerek inflasi. Pasalnya, kebijakan ini akan menyebabkan bertambahnya uang yang beredar di masyarakat. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan ekspansi moneter yang dilakukan bank sentral memiliki risiko terhadap inflasi. Kebijakan ini memiliki tenggat waktu atau lag yang lama dan bervariasi. Menurut Perry besaran lonjakan inflasi bergantung pada peningkatan aktivitas ekonomi. "Kami akan melihat tahun depan, permintaan akan meningkat atau tidak, sudah pulih ke sebelum Covid-19 atau belum. Tapi, tidak tahun ini karena ekonomi kita lemah akibat Covid-19. Teknisnya, ada structural breakdown dalam ekonomi kita," tutur Perry saat rapat dengan pendapat dengan DPR (16/7).
Burden sharing bisa ungkit inflasi hingga 8,15%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembagian beban antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) alias burden sharing dalam mendanai krisis akibat pandemi virus korona atau Covid-19 berpotensi mengerek inflasi. Pasalnya, kebijakan ini akan menyebabkan bertambahnya uang yang beredar di masyarakat. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan ekspansi moneter yang dilakukan bank sentral memiliki risiko terhadap inflasi. Kebijakan ini memiliki tenggat waktu atau lag yang lama dan bervariasi. Menurut Perry besaran lonjakan inflasi bergantung pada peningkatan aktivitas ekonomi. "Kami akan melihat tahun depan, permintaan akan meningkat atau tidak, sudah pulih ke sebelum Covid-19 atau belum. Tapi, tidak tahun ini karena ekonomi kita lemah akibat Covid-19. Teknisnya, ada structural breakdown dalam ekonomi kita," tutur Perry saat rapat dengan pendapat dengan DPR (16/7).