Buron BLBI Samadikun punya aset rumah di Menteng



Jakarta. Samadikun Hartono, terpidana kasus penyelewengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang ditangkap di Tiongkok, punya rumah mewah di kawasan elite di Jakarta. Rumah diperkirakan bernilai Rp 200 miliar, berada di Jalan Jambu nomor 88, Menteng, Jakarta Pusat.

Kini rumah tersebut ditempati putra Samadikun, Riko Hartono dan istrinya. "Rumah nomor 88, kedua dari pojok itu benar tadinya rumah Pak Samadikun Hartono. Sekarang ditempati anaknya, Riko Hartono dan istri," kata Jepri, Ketua RT 005/002, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Selasa (19/4/2016).

Menurut Jepri, rumah dan tanah di kawasan Menteng mempunyai nilai jual tinggi, tak terkecuali rumah milik Samadikun. Selain terletak di jantung Ibukota juga karena mempunyai nilai prestise. Rata-rata rumah dan tanah di kawasan Menteng dijual di atas nilai jual objek pajak (NJOP) saat ini, yakni sebesar Rp 120 juta per meter.


Kebanyakan pemilik rumah di kawasan Menteng adalah pejabat negara, pengusaha atau konglomerat, politisi, hingga rumah dan kantor kedutaan besar. "Rumah Samadikun itu saya perkirakan lebih Rp 200 miliar. Karena harga tanah dan rumah di sini dijual di atas NJOP. Apalagi rumah dia bisa akses dari dua jalan utama," ujarnya.

"Kalau memang Samadikun sudah tertangkap dan diminta membayar kerugian negara Rp 169 miliar itu, saya rasa ketutup, kebayar semua. Belum lagi dia punya tanah di mana-mana," tambahnya.

Sepengetahuan Jepri, putra Samadikun baru menikah awal 2015. Riko adalah seorang pengusaha. Penerus Samadikun itu mempunyai banyak gerai minimarket Seven Eleven di Ibukota.

Menurut Jepri, Riko dan keluarga sebagai penghuni rumah nomor 88 itu terbilang tertutup dan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan warga lain. Ia mengaku belum berkomunikasi langsung dengan Riko Hartono kendati telah menjadi Ketua RT di lingkungan tersebut sejak empat tahun lalu.

"Penghuninya tertutup dengan warga di sekitar. Saya saja belum pernah ditemui oleh Riko. Waktu ada instruksi gubernur agar warga melakukan validasi data untuk e-KTP, yang datang ke saya itu pembantu atau petugas keamanan rumahnya," ujarnya.

Rumah Kosong

Pantauan Tribunnews, rumah milik Samadikun berukuran sekira 20x30 meter, termasuk lahan parkir di bagian depan, garasi di sisi kiri dan halaman belakang rumah. Di samping rumah tersebut terdapat lahan kosong seluas sekira 200 meter persegi yang juga disebutkan oleh warga adalah milik Samadikun.

Tiga unit mobil minibus tampak terparkir di halaman depan rumah. Rumah dengan dua lantai itu bercat dinding warga putih dan genteng warna cokelat.

Ada juga balkon seluas 2x3 meter di bagian depan lantai dua rumah. Rumah terlihat asri karena sejumlah pohon, seperti pohon kelapa dan mangga, yang tumbuh di halaman depan rumah.

Bagian pagar depan rumah juga dihiasi dengan tumbuhan yang dibentuk persegi. Dua pintu pagar warna putih mengapit pagar tersebut.

Sebuah pos keamanan berdiri tak jauh dari pintu pagar sisi kiri. Saat Tribunnews menyambangi rumah tersebut, dua petugas keamanan berbadan tegap langsung menghampiri dari balik pintu pagar.

Saat ditanyakan perihal penghuni rumah, keduanya kompak mengaku tidak tahu siapa pemilik maupun penghuni rumah yang dijaganya itu. Menurut mereka, rumah yang dijaganya tidak ada penghuni. Mereka bahkan mengaku tidak mengenal yang namanya Samadikun Hartono maupun Riko Hartono.

"Saya baru tugas di sini. Yang barusan keluar bawa keluar mobil itu sopir kantor, bukan penghuni atau pemilik rumah," ujarnya.

(Abdul Qodir)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto