Bursa akan dibanjiri dana rights issue Rp 14,5 T



JAKARTA. Menjelang tiga bulan terakhir tahun ini, pasar modal masih semarak dengan gelaran rights issue. Emiten mulai memanfaatkan momentum kenaikan IHSG yang biasanya terjadi di akhir tahun. 

Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengatakan, ada sembilan emiten yang sudah mengajukan diri untuk melakukan aksi rights issue dalam waktu dekat. 

Nilai emisi yang dibidik mencapai Rp 14,5 triliun. "Di kuartal akhir memang lebih banyak emiten yang memanfaatkan momentum pasar untuk menambah modal," ujar Noor kepada KONTAN, Jumat (23/9). 


Nilai rights issue yang cukup besar datang dari tiga emiten BUMN. Ketiga emiten tersebut adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang membidik dana Rp 6,1 triliun, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang mengincar Rp 1,87 triliun dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan target dana sebesar Rp 1,78 triliun. 

WIKA sudah menentukan rentang harga rights issue di Rp 1.525 hingga setinggi-tingginya Rp 2.505 per saham. Dana yang diraih akan digunakan untuk ekspansi proyek infrastruktur pemerintah. 

Selain itu, beberapa emiten perbankan juga bakal memperkuat permodalan melalui penerbitan saham baru. Misalnya, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) yang membidik Rp 1 triliun dari rights issue

Aksi rights issue ini bisa menguntungkan investor ke depan. Investor bisa memanfaatkan bertambahnya saham emiten yang beredar untuk menambah portofolionya. 

Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa Sekuritas, mengatakan, investor sudah bisa mengambil posisi agar bisa menjaring cuan dari hajatan ini. Menurutnya, sektor infrastruktur dan konstruksi masih jadi unggulan.

Ia menyebut, investor sudah mulai bisa mengoleksi saham-saham emiten BUMN yang akan rights issue

Kepala Riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan menyarankan investor mencermati emiten yang valuasinya masih murah. Karena itu, Alfred juga menjagokan saham-saham BUMN seperti WIKA dan JSMR. 

Saham ini dinilai akan konsisten memberi pertumbuhan jangka panjang. "Harus dicermati juga likuiditasnya. Jangan pilih emiten rights issue yang likuiditasnya kecil," tegas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia