Bursa AS jatuh dari level rekor



NEW YORK. Bursa AS terjatuh dari level rekor pada transaksi perdagangan tadi malam (16/7). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,4% menjadi 1.676,26. Kondisi serupa juga terjadi pada indeks Dow Jones Industrial Average yang turun 0,2% menjadi 15.451,85. Pada transaksi perdagangan tadi malam, ada 5,5 miliar saham yang berpindah tangan. Angka tersebut 15% di bawah volume transaksi rata-rata tiga bulanan. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya: Coca Cola yang turun 1,9% dan Goldman Sachs Group Inc turun 1,7%. Selain itu, sektor otomotif tergerus hingga 18% setelah Goldman memangkas rekomendasi untuk sektor ini dari buy menjadi netral. Saham otomotif yang tergerus paling dalam adalah Ford Motor Co yang anjlok hingga 3%. Di sisi lain, saham Baidu Inc berhasil melompat 4% setelah menyetujui untuk mengakuisisi 91 Wireless dengan nilai sebesar US$ 1,9 miliar. Kinerja Wall Street yang melempem tadi malam dipicu oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah kinerja Coca Cola yang mengecewakan di mana perusahaan minuman soft drink terbesar dunia itu mencatatkan penurunan laba sebesar 4% pada kuartal II. Dengan demikian, sudah dua kuartal berturut-turut laba Coca Cola tergerus seiring lemahnya penjualan di China dan Eropa. Sentimen lainnya adalah adanya imbauan dari sejumlah pejabat the Federal Reserve untuk memangkas stimulus. Menurut Fed Bank of Kansas City President Esther George, ekonomi AS saat ini berjalan sesuai dengan relnya ke arah pemulihan. Itu sebabnya, pemangkasan nilai stimulus sudah tepat untuk dilakukan. "Pernyataan negatif dari Presiden Fed Kansas City menekan indeks saham. Di luar faktor itu kinerja emiten juga mengecewakan. Sekarang, banyak investor yang menunggu pernyataan Bernanke pada Kongres besok untuk mengetahui kebijakan the Fed ke depannya," jelas Ryan Larson, head of equity trading RBC Global Asset Management Inc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie