Bursa AS melorot di akhir pekan



NEW YORK. Bursa AS tertekan di akhir pekan, Jumat (4/9). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 tergerus 1,5% menjadi 1.921,22. Jika dihitung, sepanjang pekan ini, penurunan indeks S&P 500 mencapai 3,4%.

Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average tergerus 1,7% menjadi 16.102,38.

Aksi jual yang melanda bursa AS terjadi setelah data tenaga kerja AS bulan Agustus tak berhasil memberikan ketenangan kepada investor. Pasalnya, penambahan tenaga AS hanya sebanyak 173.000 pekerja, lebih rendah dari prediksi. Meski demikian, angka pengangguran turun ke level 5,1%.


Investor menilai, data tersebut belum dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga the Federal Reserve ke depannya.

"Saat ini, banyak sekali kecemasan di pasar, sehingga cukup wajar jika pasar bereaksi agresif," jelas Patrick Blais, fund manager Manulife Asset Management Ltd di Toronto.

Mark Kepner, equity trader Themis Trading LLC di Catham, New Jersey, menambahkan, ini kali pertama investor yang sangat memperhatikan kebijakan the Fed tidak dapat menebak arah kebijakan selanjutnya. Saat ini, tingkat ketidakpastian di pasar sangat tinggi," jelasnya.

Sementara itu, sepuluh sektor mengalami penurunan lebih dari 1,1%. Sektor yang tertekan paling dalam adalah sektor bahan baku dengan penurunan mencapai 1,9%.

Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa AS antara lain: Goldman Sachs Group Inc dan JPMorgan Chase & Co dengan penurunan masing-masing melampaui 1,9%.

Pasar saham AS akan ditutup pada Senin (7/9) mendatang karena perayaan Hari Buruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie