Bursa AS melorot setelah Trump komentari dollar



NEW YORK. Indeks S&P 500 di bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menembus level support kunci, pertama kali sejak pemilu pada perdagangan Rabu (12/4) waktu setempat. Presiden Donald Trump menambah kebingunan pasar setelah mengomentari dollar AS dan suku bunga saat ini. Padahal, pasar masih khawatir dengan ketegangan geopolitik.

Dow Jones Industrial Average ditutup dengan penurunan 59,44 poin atau 0,29% menjadi 20.591,86. 

Indeks the S&P 500 kehilangan 8.85 poin atau 0,38% menjadi 2.344,93 dan Nasdaq Composite jatuh 30,61 poin atau 0,52% menjadi 5.836,16.


Trump dengan wawancaranya dengan Wall Street Journal mengatakan, dollar AS saat ini masih terlalu kuat, sehingga dia ingin melihat suku bunga AS yang lebih rendah. Penguatan dollar AS yang melaju bersama prospek kenaikan bunga AS dianggap menjadi penyebab tergerusnya keuntungan perusahaan-perusahaan multinasional AS.

"Pasar tidak suka ketidakpastian. Ini seperti membuka spekulasi liar lainnya, apakah akan ada langkah untuk membatasi penguatan dollar," kata Peter Tuz, President Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia. 

Saham-saham industrial dan bahan baku merosot paling dalam pada perdagangan kemarin, bersamaana dengan finansial, utilitas, konsumer hingga telekomunikasi membebani Wall Street. 

Sedangkan ketegangan konflik dengan Rusia, Suriah, dan Korea Utara setelah penembakan misil pekan lalu dan datangnya ancaman nuklir dari Korut masih membayangi pasar. 

Pasar khawatir, semua ini akan mengganggu perhatian Trump yang sebelumnya menjanjikan kebijakan-kebijakan pro bisnis, seperti reformasi pajak, belanja infrastruktur besar-besaran, dan deregulasi aturan penghambat bisnis. 

Alhasil, Indeks S&P diperdagangkan di bawah level moving average 50-hari. Indeks CBOE Volatility, yang menggambarkan kekhawatiran pasar terus menanjak setelah menginjak level di atas 15 pada hari sebelumnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia