Bursa AS terkoreksi dalam sepekan terakhir



KONTAN.CO.ID - Bursa saham global pekan lalu dirundung sentimen negatif. Jumat (11/8), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merilis kicauan Twitter yang menyatakan bahwa militer AS telah siap dengan senjata terisi jika Korea Utara bertindak dengan tidak bijaksana. 

Indeks Dow Jones naik tipis 0,07% pada perdagangan Jumat lalu ke level 21.858,32. Indeks S&P 500 naik 0,13% ke level 2,441,32. Sedangkan Nasdaq naik 0,64% ke level 6.256,56.

Tapi dalam sepekan terakhir, ketiga indeks saham utama AS ini mencatat penurunan. Dow Jones yang berhari-hari mencetak rekor akhirnya mencatatkan penurunan 1,06% dalam sepekan. S&P 500 turun 1,43% dan Nasdaq turun 1,50%.


Chief market strategist Prudential Financial Quincy Krosby mengatakan, biasanya dengan kondisi yang panas, investor dan trader akan mulai jualan. "Tapi, ada sedikit aksi beli di akhir pekan," kata Krosby kepada CNBC.

Harga emas untuk pengiriman Desember 2017 pun naik ke level US$ 1.294,60 per ons troi, tertinggi sejak bulan Juni. Tapi safe haven lainnya, yakni dollar AS malah terkoreksi dalam tiga hari berturut-turut perdagangan pekan lalu ke angka 93,069.

Salah satu kabar ekonomi pekan lalu yang dinanti pasar adalah inflasi AS. Departemen Tenaga Kerja AS merilis angka indeks harga konsumer naik hanya 0,1%, lebih rendah ketimbang ekspektasi di level 0,2%.

Robert Pavlik, chief market strategist Boston Private mengatakan, karena inflasi lebih rendah, pasar meilhat bahwa Bank Sentral AS Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga September mendatang. "Saya tidak yakin dengan ekspektasi pasar atas rencana penurunan aset The Fed," kata dia.

Ekpektasi pasar atas kenaikan suku bunga pada Desember pun turun, setelah rilis angka inflasi. Hanya 38% investor yang memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed pada Desember mendatang. Angka prediksi ini turun dari sekitar 45%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati