TOKYO. Mayoritas indeks acuan di kawasan regional dilanda aksi jual pada transaksi pagi ini (19/5). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.58 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2%. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,3%. Sementara, indeks Topix Jepang turun 0,2%. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: Mazda Motor Corp turun 2,6%, UGL Ltd turun 13%, dan Tokyo Electron Ltd naik 5,6%. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan bursa Asia tertekan. Salah satunya adalah faktor penguatan yen. Asal tahu saja, pagi ini, posisi yen masih perkasa di kisaran 101,53 per dollar AS setelah menguat selama tiga hari berturut-turut. Selain itu, faktor lainnya adalah data ekonomi China yang menunjukkan terjadinya kontraksi pada pasar properti. "Secara keseluruhan, investor melihat banyak sekali data negatif yang mempengaruhi pasar yang menyebabkan mereka mengambil langkah hati-hati mengenai outlook investasi," jelas Angus Gluskie, fund manager White Funds Management di Sydney. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bursa Asia awal pekan tertekan dua faktor ini
TOKYO. Mayoritas indeks acuan di kawasan regional dilanda aksi jual pada transaksi pagi ini (19/5). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.58 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2%. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,3%. Sementara, indeks Topix Jepang turun 0,2%. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya yakni: Mazda Motor Corp turun 2,6%, UGL Ltd turun 13%, dan Tokyo Electron Ltd naik 5,6%. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan bursa Asia tertekan. Salah satunya adalah faktor penguatan yen. Asal tahu saja, pagi ini, posisi yen masih perkasa di kisaran 101,53 per dollar AS setelah menguat selama tiga hari berturut-turut. Selain itu, faktor lainnya adalah data ekonomi China yang menunjukkan terjadinya kontraksi pada pasar properti. "Secara keseluruhan, investor melihat banyak sekali data negatif yang mempengaruhi pasar yang menyebabkan mereka mengambil langkah hati-hati mengenai outlook investasi," jelas Angus Gluskie, fund manager White Funds Management di Sydney. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News