Bursa Asia bergerak di dekat level tertinggi 3 tahun, Jumat (6/11) pagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia bertahan berada di dekat level tertinggi tiga tahun, Jumat (6/11) pagi. Sementara, dolar Amerika Serikat (AS) masih lesu dan propspek legislatif AS yang terpecah meredupkan kemungkinan perubahan kebijakan besar, mengangkat minat terhadap instrument risiko.

Mengesampingkan ketidakpastian pemilihan presiden AS, investor semalam melirik aset berisiko seperti dolar Australia, yang melonjak ke level tertinggi enam minggu sebelum mengalami aksi ambil untung di awal perdagangan Asia.

Bahkan emas, aset safe-haven lainnya, menguat tinggi semalam karena investor menantikan pengumuman hasil pemilu AS sebagai pendahulu untuk lebih banyak stimulus fiskal di ekonomi terbesar dunia itu.


Baca Juga: Kemarin naik tinggi, IHSG rawan profit taking pada Jumat ini (6/11)

Melansir Reuters, bursa saham Australia melonjak 0,7% dan indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,22% ke level yang terakhir terlihat pada Februari 2018. Tetapi sebagai tanda kenaikan mungkin terbatas, pasar berjangka indeks Nikkei Jepang turun 0,2%.

Jagoan Demokrat Joe Biden semakin dekat pada kemenangan atas Presiden AS Donald Trump. Pada hari Kamis, memimpin dengan selisih tipis di beberapa negara bagian.

Meskipun tidak jelas siapa yang akan muncul sebagai pemenang dalam pemilihan presiden, para analis mengatakan lebih banyak stimulus fiskal AS sedang disiapkan, terlepas dari hasil pemilihan.

"Kami masih mengantisipasi bahwa akan ada paket fiskal lebih dari US$ 1 triliun tahun depan," kata James Knightley, kepala ekonom internasional di ING Group.

"Stimulus ini, jika digabungkan dengan vaksin Covid-19 yang telah lama dinantikan, benar-benar dapat mengangkat ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Akibatnya, kami tetap optimistis dengan prospek tahun 2021 dan 2022."

Analis semakin berharap legislatif AS akan terpecah, dengan Demokrat mengendalikan Dewan Perwakilan Rakyat, sementara Partai Republik mempertahankan kendali atas Senat.

Suasana optimisme berdampak pada dolar, yang lesu di 92,530 terhadap sekeranjang enam mata uang setelah mencapai level terendah dua minggu semalam.

Baca Juga: 3 Indeks utama Wall Street hijau, bursa saham AS di pekan terbaik sejak April

Dolar AS turut terbebani sikap oleh Federal Reserve pada hari Kamis untuk menjaga kebijakan moneternya longgar dan melakukan apa pun untuk mempertahankan pemulihan ekonomi AS yang tidak stabil.

Pelemahan dolar mendukung yen Jepang, yang naik mendekati level tertinggi delapan bulan di 103,43 yen terhadap dolar semalam. Stabil di awal perdagangan Asia di 103,52 yen.

Emas, yang persediaannya terbatas dan dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi di era kebijakan moneter dan fiskal yang sangat longgar, menguat pada US$ 1.949,0599 per ons troi setelah melonjak lebih dari 2% semalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto