Bursa Asia berguguran akibat serombongan sentimen negatif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham Asia kompak melaju di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (6/12). Menurut data Bloomberg, indeks Hang Seng turun 2,47%.

Indeks Nikkei 225 melemah 1,91%. Sedangkan indeks Shanghai dan Straits Times turun masing-masing 1.68% dan 1,28%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak luput dari pelemahan tersebut. IHSG melemah 0,29% ke level 6.115,49.

Tersungkurnya indeks saham acuan di sejumlah bursa Asia dipicu oleh sentimen negatif. Salah satunya adalah penangkapan Chief Financial Officer (CFO) atau Direktur Keuangan Huawei Technologies Co Meng Wanzhou. Meng ditangkap pada Sabtu (1/12) lalu di Kanada.


Penahanan Meng terkait dengan pelanggaran sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Raksasa telekomunikasi asal China tersebut dituduh telah menjual sejumlah produknya ke Iran sejak tahun 2016.

“Huawei memiliki kapitalisasi pasar yang kuat dan bisa mempengaruhi pergerakan bursa dalam skala regional maupun global,” kata Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji ketika dihubungi oleh Kontan.co.id Kamis (6/12).

Penangkapan petinggi Huawei itu dikhawatirkan dapat menambah kekisruhan perdagangan antara China dan AS yang masih belum berakhir. China telah melayangkan protes keras atas penangkapan tersebut dan menyatakan akan mengambil langkah tegas.

Pelaku pasar global saat ini masih menantikan komitmen kedua negara untuk menyelesaikan kisruh perdagangan. Dua negara dengan perekonomian terbesar itu pada akhir pekan lalu sepakat untuk menghentikan pengenaan bea masuk tambahan selama 90 hari dan melanjutkan pembicaran perdagangan. Keputusan tersebut sempat menjadi sentimen positif bagi sejumlah bursa saham di dunia.

“Pelaku pasar global masih wait and see, karena ini masih dalam tahap wacana, jika 90 hari ini sama sekali tidak menghasilkan AS akan menaikkan bea masuk sebesar 25% terhadap China,” kata dia.

Sentimen negatif lain yang membuat indeks saham Asia anjlok adalah pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang bertujuan menstabilkan kembali harga minyak dunia. Pelaku pasar masih menunggu hasil dari pertemuan yang digelar di Wina, Austria ini.

Selain itu, sengketa Brexit yang masih dalam kondisi ketidakpastian juga ikut berpengaruh terhadap pelemahan indeks saham Asia. Proses Brexit sejauh ini masih terganggu akibat ditolaknya proposal PM Inggris Theresa May oleh parlemen. “Pelaku pasar ini menantikan penyatuan pendapat diantara keduanya agar ketidakpastian ekonomi global berakhir.” Kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati