Bursa Asia bersiap untuk naik karena tekanan jangka pendek mereda, Jumat (29/1)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia bersiap untuk naik pada perdagangan Jumat (29/1), setelah Wall Street menguat dan dolar melemah semalam. Kekhawatiran penjualan hedge fund yang didorong media sosial mereda dan musim pendapatan AS dimulai dengan awal yang kuat.

Melansir Reuters, pada awal perdagangan, indeks S & P / ASX 200 Australia naik 1,15%, Nikkei futures Jepang naik 1,39% dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,47%.

Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 0,99%, S&P 500 naik 0,98%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,5%.


Sementara, bursa saham Eropa ditutup sedikit berubah karena negara-negara bergulat dengan varian baru virus corona di tengah penguncian yang diperpanjang, dapat membebani pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Indeks FTSEurofirst 300 bertambah 0,01% menjadi 1.554,45.

Asal tahu, kekhawatiran tentang kekalahan hedge-fund yang mencengkeram pasar pada hari Rabu mereda setelah platform perdagangan Robinhood dan Interactive Brokers membatasi perdagangan di GameStop, BlackBerry dan saham lain yang melonjak minggu ini karena pembelian spekulatif ritel.

Baca Juga: Wall Street rebound, Dow naik 300 poin pasca dilanda aksi jual terbesar 3 bulan

“Tampaknya ada upaya bersama untuk mengendalikan beberapa perilaku spekulatif ini,” kata Kyle Rodda, analis pasar di IG Markets di Melbourne.

Dolar merosot karena sentimen risiko membaik menyusul data baru ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan klaim pengangguran menurun pada minggu terakhir dan produk domestik bruto AS tidak seburuk yang dikhawatirkan.

Perekonomian AS mengalami kontraksi pada laju tertajam sejak Perang Dunia Kedua pada tahun 2020 ketika Covid-19 menghancurkan bisnis restoran dan maskapai penerbangan, membuat jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan dan jatuh miskin. Tetapi PDB tumbuh pada tingkat tahunan 4% di kuartal keempat, sejalan dengan perkiraan ekonom.

Data "mengangkangi jalan tengah yang sehat yang menunjukkan ekonomi AS terus pulih" sementara belum cukup kuat untuk mengurangi kebutuhan akan stimulus fiskal besar lainnya, kata Rodda.

Indeks dolar turun 0,156%, dengan euro tidak berubah pada US$ 1,2121 pada awal perdagangan Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto