Bursa Asia dibuka bervariasi di tengah kekhawatiran dampak pandemi ke ekonomi global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia dibuka bervariasi pada awal perdagangan hari ini. Jumat (27/11) pukul 08.22 WIB, indeks Nikkei 225 naik 0,38% ke 26.637,71 dan indeks Hang Seng turun 0,23% ke 26.758,49.

Serupa, indeks Taiex pun turun 0,15% menjadi 13.825. Berbeda, indeks Kospi malah menguat 0,05% ke 2.627,18.

Namun, indeks ASX 200 turun 0,54% menjadi 6.600,40. Indeks Straits Times pun melemah 0,31% ke 2.848,53 dan FTSE Malaysia naik 0,31% ke 1.617,08. 


Pergerakan bervariasi dari bursa saham Asia terjadi di tengah keraguan tentang vaksin virus corona yang sangat diantisipasi dan kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari pendemi. 

Vaksin virus corona buatan AstraZeneca yang disebut sebagai "vaksin untuk dunia" karena memiliki biaya murah, mulai mendapat sandungan. Yakni dari kemanjuran vaksin tersebut yang kini sedang dalam pengawasan lebih ketat. Para ahli pun melihat adanya potensi penundaan persetujuan untuk vaksin AstraZeneca ini. 

Baca Juga: IHSG diramal menguat, simak rekomendasi saham untuk Jumat (27/11)

Mengingat, adanya kesalahan awal pada uji coba dari vaksin tersebut yang membuat peserta uji coba hanya menerima setengah dosis dan baru kembali mendapatkan dosis penuh dari vaksin Covid-19 itu. 

"Dengan jumlah kasus global yang kini mencapai 60 juta, pasti ada beberapa medan sulit di depan untuk pemulihan global, dan itu dapat menciptakan luka ekonomi," tulis analis di ANZ Bank dalam sebuah memo.

Keraguan tentang distribusi vaksin virus corona telah menempatkan fokus baru pada keadaan pandemi saat ini, yang terlihat suram di banyak tempat.

Kondisi rawat inap di Amerika Serikat (AS) untuk pasien Covid-19 berada pada rekor dan para ahli memperingatkan bahwa Thanksgiving dapat menyebabkan infeksi dan kematian lebih lanjut.

Lebih dari 20 juta orang di seluruh Inggris akan dipaksa untuk hidup di bawah batasan terberat bahkan setelah penguncian nasional berakhir pada 2 Desember. Penguncian sebagian di beberapa negara Eropa juga telah meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya: Tak lagi menyandang saham syariah, saham-saham ini tetap menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari