KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bursa Asia diprediksi melemah pada perdagangan Jumat (19/2). Pergerakan bursa di kawasan bakal terseret koreksi di Wall Street karena data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan kembali meningkatkan kekhawatiran terkait pemulihan ekonomi dari virus corona. Indeks acuan ASX 200 Australia turun 0,49% pada awal perdagangan, sementara Nikkei 225 berjangka Jepang turun 0,08%. Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong turun 0,44%. Sedangkan, indeks saham global MSCI naik tipis 0,06%.
Peningkatan tak terduga dalam jumlah orang AS yang mencari tunjangan pengangguran membebani pasar secara keseluruhan pada perdagangan Kamis (18/2). Departemen Tenaga Kerja melaporkan, klaim pengangguran naik 13.000 menjadi 861.000 pada pekan lalu. Ini menyuntikkan skeptisisme tentang seberapa cepat ekonomi Negeri Paman Sam dapat pulih dari pandemi global. Pada saat yang sama, investor terus memperhatikan risiko tentang inflasi yang lebih tinggi setelah ekonomi kembali bergerak dan tekanan ke atas yang mungkin dikenakan pada suku bunga.
Baca Juga: Wall Street tergelincir, sektor teknologi jadi pemberat "Dengan peluncuran vaksinasi yang lebih baik, dunia akan cepat menjadi normal. Dengan stimulus fiskal tambahan yang menyediakan bahan bakar bagi inflasi, sulit untuk tidak berpikir bahwa lebih banyak rasa sakit akan menghantam banyak kelas aset," kata Stephen Innes,
Chief Global Markets Strategist Axi. Dari Wall Street, saham jatuh karena investor menjauh dari perusahaan teknologi besar dan lonjakan mengejutkan dalam klaim pengangguran AS menyuntikkan beberapa skeptisisme ke pasar yang telah mencapai rekor tertinggi di awal pekan.
Dow Jones Industrial Average turun 0,38%, S&P 500 kehilangan 0,44%, dan Nasdaq Composite 0,72%. Imbal hasil Treasury AS juga turun pada Kamis karena berkurangnya selera investor. Yield US Treasury acuan tenor 10 tahun, yang menyentuh 1,333% pada hari Rabu, level tertinggi dalam hampir satu tahun, terakhir turun 1,3 basis poin pada 1,2855%. Dolar juga melemah menyusul lemahnya data pekerjaan AS. Indeks dolar turun 0,33% menjadi 90,601 setelah dua hari berturut-turut naik, sementara euro dan yen menguat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari