JAKARTA. Bursa Asia kembali meneruskan pelemahannya mengawali bulan Februari tahun ini. Senin (3/2), indeks MSCI Asia Pacific ditutup melemah 1,1% menjadi 133,30, dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya. Angka ini menuju penutupan terendah sejak 5 September 2013 lalu. Pelemahan terjadi setelah indeks Nikkei 225 yang turun 1,98% dan berada di level 14.619,13. Adapun, indeks Hang Seng turun 0,48% menjadi 22.035,42, dan indeks Shenzen Shanghai turun 1,14% menjadi 2.202,45. Yusuf Nugraha, analis Trust Securities mengatakan, melemahnya bursa regional dipicu dari sentimen data manufaktur China yang menunjukkan perlambatan. "Indeks PMIChina di bulan Januari mengalami penurunan dibanding Desember 2013 kemarin," ucapnya. Indeks manufaktur turun dari 51,0 menjadi 50,5. Tak hanya itu, data non manufaktur China juga ikut melemah menjadi 53,4 dari 54,6. "Kondisi permintaan global sedikit menurun, sehingga produksi non manufaktur di China ikut melambat," tambahnya. Lanjar Nafi, analis Reliance Securities menambahkan, aksi jual para investor sebagai dampak dari pelambatan ekonomi di emerging market. Selain itu, pelemahan bursa regional sebagian besar juga masih dalam suasana libur Imlek atau Tahun Baru China. "Investor sudah mempersiapkan langkah profit selling, di kala bursa masih belum aktif," ujarnya. Ia memperkirakan, besok, bursa Asia masih akan melemah sebagai dampak aksi panic selling dari para investor. "Sebagian bursa di Asia belum mengantisipasi aksi investor karena masih libur," tambahnya.Sementara Yusuf memproyeksikan, jika indeks manufaktur Amerika yang akan dirilis Senin malam (3/2) positif, akan mendorong kenaikan bursa Dow Jones, dan menjadi sentimen positif pula bagi bursa Asia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bursa Asia ditutup melempem, ini sebabnya!
JAKARTA. Bursa Asia kembali meneruskan pelemahannya mengawali bulan Februari tahun ini. Senin (3/2), indeks MSCI Asia Pacific ditutup melemah 1,1% menjadi 133,30, dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya. Angka ini menuju penutupan terendah sejak 5 September 2013 lalu. Pelemahan terjadi setelah indeks Nikkei 225 yang turun 1,98% dan berada di level 14.619,13. Adapun, indeks Hang Seng turun 0,48% menjadi 22.035,42, dan indeks Shenzen Shanghai turun 1,14% menjadi 2.202,45. Yusuf Nugraha, analis Trust Securities mengatakan, melemahnya bursa regional dipicu dari sentimen data manufaktur China yang menunjukkan perlambatan. "Indeks PMIChina di bulan Januari mengalami penurunan dibanding Desember 2013 kemarin," ucapnya. Indeks manufaktur turun dari 51,0 menjadi 50,5. Tak hanya itu, data non manufaktur China juga ikut melemah menjadi 53,4 dari 54,6. "Kondisi permintaan global sedikit menurun, sehingga produksi non manufaktur di China ikut melambat," tambahnya. Lanjar Nafi, analis Reliance Securities menambahkan, aksi jual para investor sebagai dampak dari pelambatan ekonomi di emerging market. Selain itu, pelemahan bursa regional sebagian besar juga masih dalam suasana libur Imlek atau Tahun Baru China. "Investor sudah mempersiapkan langkah profit selling, di kala bursa masih belum aktif," ujarnya. Ia memperkirakan, besok, bursa Asia masih akan melemah sebagai dampak aksi panic selling dari para investor. "Sebagian bursa di Asia belum mengantisipasi aksi investor karena masih libur," tambahnya.Sementara Yusuf memproyeksikan, jika indeks manufaktur Amerika yang akan dirilis Senin malam (3/2) positif, akan mendorong kenaikan bursa Dow Jones, dan menjadi sentimen positif pula bagi bursa Asia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News