Bursa Asia Ditutup Mixed, Investor Menunggu Rilis Kinerja Perusahaan Teknologi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Rabu (23/8), ditutup beragam (mixed). Tim riset Phillip Sekuritas menilai, investor menunggu rilis laporan keuangan kuartal kedua 2023 dari perusahaan Teknologi Nvidia.

Rilis kinerja keuangan ini untuk melihat apakah valuasi saham-saham di sektor Teknologi dapat bertahan menghadapi lonjakan imbal hasil (yield) obligasi.

Rilis laporan keuangan Nvidia di kuartal pertama 2023 sukses memicu rally atas saham-saham di sektor Teknologi, dan membangkitkan harapan atas prospek cerah Kecerdasan Buatan atau artificial intelligence (AI).  Sehingga, sentimen ini mendongkrak kinerja NASDAQ dan S&P 500 tahun ini.


Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis perhitungan awal data Purchasing Managers’ Index (PMI) dari Jepang dan Australia serta rilis data inflasi Singapura.

Baca Juga: Bursa Asia Mixed Pada Perdagangan Rabu (23/8) Pagi, Mayoritas Indeks di Zona Hijau

Perhitungan awal (flash) data au Jibun Bank Composite PMI Jepang naik ke level 52,6 di bulan Agustus dari perhitungan akhir 52,2 di bulan Juli. Ini adalah ekspansi usaha di sektor swasta selama delapan bulan beruntun dan merupakan laju ekspansi paling cepat dalam tiga bulan.

Berada di level 49,0, data Manufacturing PMI Jepang bertahan di teritori kontraksi selama tiga bulan beruntun. Sementara sektor jasa (service) melanjutkan ekspansi lebih lanjut dengan data services PMI naik ke level 54,3 dari level 53,8.

Sementara itu, aktivitas usaha selama bulan Agustus di Australia mengalami kontraksi dengan laju paling cepat dalam 19 bulan. Perhitungan awal (Flash) data Juno Bank Composite PMI Australia berada di level 47,1, turun dari level 48,2 di bulan Juli. 

Data Manufacturing PMI berada di level 49,4, turun tipis dari level 49,6, sedangkan data Services PMI turun ke level 46,7, terendah sejak Januari 2022 dari level 47,9.

Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG pada Perdagangan Kamis (24/8)

Inflasi inti Singapura naik 3,8% secara year-on-year (YoY) di bulan Juli, melambat dari 4,2% YoY di bulan Juni dan sejalan dengan ekspektasi pasar. Laju kenaikan inflasi utama Singapura juga melambat menjadi 4,1% YoY bulan lalu dari 4,5% YoY pada bulan sebelumnya.

Dari Eropa, perhitungan awal (flash) data Hamburg Commercial Bank (HCOB) Composite PMI zona Euro turun ke level 47,0 di bulan Agustus, terendah sejak November 2020 dari level 48,6, jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di level 48,5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi