Bursa Asia Ditutup Mixed pada Kamis (20/7) di Tengah Rilis Data Ekonomi Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia-Pacific ditutup mixed (beragam) pada Kamis (20/7). Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menyebut, pegerakan ini terjadi saat para investor mencerna sejumlah data ekonomi di seluruh wilayah.

Pada Juni 2023, neraca perdagangan Jepang mengalami perubahan tak terduga menjadi surplus sebesar JPY 43,05 miliar dari sebelumnya mengalami defisit sebesar JPY 1,37 triliun. Ini merupakan surplus perdagangan pertama setelah mengalami defisit selama 22 bulan sebelumnya, karena meningkatnya ekspor sementara impor menurun.

Pada bulan yang sama, ekspor dari Jepang tumbuh sebesar 1,5% year-on-year (YoY). Pertumbuhan ekspor ini telah berlangsung selama 28 bulan berturut-turut, didorong oleh permintaan asing yang berkelanjutan.


Baca Juga: Bursa Asia Menguat, Mengekor Kenaikan Wall Street

Bank Sentral China atau People’s Bank of China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman pada fixing Juli, setelah sebelumnya dalam pekan itu mempertahankan suku bunga kebijakan menengah tanpa perubahan, meskipun terdapat tanda-tanda pemulihan ekonomi yang mengalami kemunduran yang memerlukan lebih banyak stimulus.

Suku bunga pinjaman satu tahun tetap tidak berubah pada 3,55%, sedangkan suku bunga lima tahun, yang menjadi acuan untuk hipotek, dipertahankan pada 4,2%, sesuai dengan perkiraan pasar.

PBOC telah memangkas dua suku bunga utama sebesar 10 basis point (bps) untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada tanggal 20 Juni. Langkah ini diambil setelah  produk domestic bruto (PDB) tumbuh lebih cepat pada kuartal kedua 2023, meskipun perkiraan pasar lebih rendah. Untuk paruh pertama tahun ini, ekonomi tumbuh sebesar 5,5%, lebih tinggi dari target pemerintah sekitar 5% untuk tahun ini.

Sementara itu, lapangan kerja di Australia tumbuh sebanyak 32.600 pada Juni 2023, jauh melampaui perkiraan pasar sebesar 15.000, dan mencatatkan kenaikan terbesar sejak Juni 2022 yang sebesar 76.600.

Tingkat pengangguran tetap stabil pada 3,5%, berada di dekat level terendah dalam 50 tahun pada Oktober sebelumnya, dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi