KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memimpin penurunan di bursa saham Asia dipicu pembatasan baru Covid-19, Rabu (6/1). Di sisi lain, mata uang regional menguat terkait prospek kendali Senat di tangan Demokrat. Melansir Reuters, IHSG jatuh 1,17% setelah pengumuman pembatasan kegiatan dua pekan di Pulau Jawa dan Bali terhitung 11 Januari. Kebijakan ini bakal memberi tekanan besar pada perekonomian yang sedang sakit. Sebenarnya, sebagian besar pasar saham Asia bangkit dari posisi terendah, bursa Manila pulih dari penurunan tajam 3% menjadi berakhir 1,2% lebih rendah.
Bursa Malaysia tergelincir 0,8% dan Taiwan 0,1%, setelah turun lebih dari 1% masing-masing sebelumnya. Salah satu dari dua kursi dalam pemilihan Senat di Georgia ada di tangan Demokrat dan pasar bersiap untuk "gelombang biru" yang akan mengambil kendali partai atas majelis dan memudahkan Presiden Joe Biden yang baru untuk meloloskan agenda legislatifnya. Baca Juga: IHSG anjlok 1,17% ke level 6.065,68, asing catat net sell Rp 698,47 miliar Rabu (6/1) "Reaksi pasar tampaknya mencerminkan potensi pajak AS yang lebih tinggi dan lebih banyak regulasi di bawah Senat yang dikuasai Demokrat, meskipun ini kemungkinan akan dikurangi oleh potensi stimulus fiskal yang lebih jauh dan lebih besar," kata Mitul Kotecha, ahli strategi EM senior di TD Securities. Dalam jangka panjang, penguatan prospek pertumbuhan Asia dan arus masuk portofolio harus terus memberikan dukungan kepada pasar saham, tambahnya. Arus modal asing ke pasar Asia dipercepat pada paruh kedua tahun 2020, dengan ekuitas India menarik US$ 23 miliar. Di sisi lain, Korea Selatan menghadapi arus keluar terbesar, meskipun tren berubah pada November, merujuk data Refinitiv Eikon. Indeks KOSPI Korea Selatan sempat menembus di atas 3.000 untuk pertama kalinya dalam perdagangan pagi hari Rabu sebelum turun 0,8%, menghentikan reli tujuh hari. Baca Juga: Harga minyak melesat usai Arab Saudi pangkas produksi dan stok minyak AS turun