Bursa Asia jatuh akibat cuitan Donald Trump soal tarif impor logam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Asia berada di zona merah pada perdagangan Selasa (3/12) pagi. Sentimen negatif kembali menyeruak seiring komentar Presiden AS Donald Trump yang mengatakan akan memberlakukan kembali tarif impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina.

Dalam sebuah tweet, Trump berkata: “Brasil dan Argentina telah memimpin devaluasi besar-besaran mata uang mereka yang tidak baik untuk petani kita. Karenanya, segera berlaku, saya akan mengembalikan tarif pada semua Baja & Aluminium yang dikirimkan ke AS dari negara-negara tersebut.”

Baca Juga: Wall Street memulai pekan pertama Desember di zona merah

Melansir dari CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang memangkas beberapa kenaikan sebelumnya tetapi masih tetap 0,81% lebih rendah di perdagangan pagi. Sementara,, indeks Topix turun 0,67%. Kospi Korea Selatan tergelincir 1,08% karena saham pembuat chip SK Hynix turun lebih dari 2%.

Sedangkan, pasar saham Australia juga menurun di perdagangan pagi, dengan indeks S & P / ASX 200 turun sekitar 1,8%. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan 0,42% lebih rendah.

Semalam di Wall Street, tiga indeks acuan menurun di tengah data manufaktur yang mengecewakan. Dow Jones Industrial Average turun 268,37 poin menjadi 27.783,04. S&P 500 turun 0,9% menjadi 3.113,87, kerugian satu hari terbesar sejak 8 Oktober. Sedangkan Nasdaq Composite turun 1% menjadi 8.567,99.

Baca Juga: Waduh, AS tabuh genderang perang dagang dengan Prancis

Aktivitas manufaktur di AS terus berkontraksi bulan lalu, Institute for Supply Management mengatakan Senin (2/12). PMI Manufaktur ISM merosot ke 48,1 pada November, di bawah perkiraan 49,4. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Sementara itu, ketidakpastian masih ada di front perdagangan AS-China. Presiden A.S. Donald Trump mengatakan China masih ingin membuat kesepakatan tentang perdagangan, "tetapi kita akan melihat apa yang terjadi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto