Bursa Asia masih belum beranjak dari zona merah



TOKYO. Bursa Asia kembali ditransaksikan di zona merah pada transaksi Jumat (4/11). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.24 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,7%. Sepuluh sektor melorot.

Berdasarkan data CNBC, indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang turun 0,81% dan indeks Topix Jepang turun 0,96%.

Sementara, indeks Kospi Korea Selatan diperdagangkan flat di 1.984.


Di Australia, indeks ASX 200 mengalami penurunan 0,57%. Seluruh sektor kompak tertekan. Sektor energi membebani indeks dengan penirinan 1,62%. Sedangkan sektor finansial turun 0,97%.

Saham-saham perbankan yang masuk ke dalam kategori "Big Four" juga melorot. Sebut saja National Australia Bank yang turun 5,05%, ANZ turun 0,55%, Commonwealth Bank of Australia turun 0,63%, dan Westpac turun 0,37%.

Pada transaksi perdagangan hari ini, pelaku pasar masih mengkhawatirkan pelaksanaan pemilu presiden AS yang akan berlangsung 8 November mendatang. Kecemasan itu bermula dari pernyataan Federal Bureau of Investigation (FBI) yang akan menginvestigasi kasus email Hillary Clinton, kandidat dari Partai Demokrat.

"Pemilu AS akan kembali menjadi isu negatif yang menggerakkan market pagi ini," jelas Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets.

Menurut Spooner, saat ini market sudah mulai mengira-ngira dampak dari kemenangan Clinton atau kemenangan Donald Trump.

Ketidakpastian mengenai kondisi ini, menyebabkan aset-aset safe haven diburu investor.

Salah satunya adalah yen Jepang. Pagi tadi, yen menguat terhadap dollar ke posisi 102,87 per dollar AS. Pada pukul 08.14 waktu Singapura, yen diperdagangkan di level 103,15.

Aset safe haven lain yang juga diincar adalah emas. Pagi ini diperdagangan Asia, harga emas di pasar spot berada di posisi US$ 1.302,36.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie