TOKYO. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa Asia masih terperosok. Dengan demikian, penurunan bursa saham Asia sudah terjadi selama tiga hari belakangan. Spekulasi bahwa the Federal Reserve akan kembali mengumumkan kebijakan baru untuk menstimulasi perekonomian gagal meredam kecemasan akan krisis utang yang terjadi di kawasan Eropa. Pada pukul 09.37 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,8% menjadi 118,59. Saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia diantaranya, Toyota Motor Corp yang anjlok 1,8% di Tokyo setelah yen perkasa ke rekor tertinggi, BHP Billiton Ltd anjlok 0,8% di Sydney setelah kontrak harga future minyak kembali melorot, dan Newcrest Mining Ltd naik 1,9% setelah harga emas melonjak menembus rekor. "Masih belum jelas apakah the Federal Reserve nantinya bisa meredakan kecemasan pasar. Bursa saham cukup murah, tapi outlook bagi kebanyakan perusaan lebih buruk dibanding 2008 lalu. Pasar akan bergerak volatil," jelas Don Williams, chief investment officer Platypus Asset Management Ltd di Sydney. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bursa Asia masih terperosok untuk hari ketiga
TOKYO. Mayoritas saham yang ditransaksikan di bursa Asia masih terperosok. Dengan demikian, penurunan bursa saham Asia sudah terjadi selama tiga hari belakangan. Spekulasi bahwa the Federal Reserve akan kembali mengumumkan kebijakan baru untuk menstimulasi perekonomian gagal meredam kecemasan akan krisis utang yang terjadi di kawasan Eropa. Pada pukul 09.37 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,8% menjadi 118,59. Saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia diantaranya, Toyota Motor Corp yang anjlok 1,8% di Tokyo setelah yen perkasa ke rekor tertinggi, BHP Billiton Ltd anjlok 0,8% di Sydney setelah kontrak harga future minyak kembali melorot, dan Newcrest Mining Ltd naik 1,9% setelah harga emas melonjak menembus rekor. "Masih belum jelas apakah the Federal Reserve nantinya bisa meredakan kecemasan pasar. Bursa saham cukup murah, tapi outlook bagi kebanyakan perusaan lebih buruk dibanding 2008 lalu. Pasar akan bergerak volatil," jelas Don Williams, chief investment officer Platypus Asset Management Ltd di Sydney. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News