KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia melonjak pada hari Kamis (25/2), setelah Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell menegaskan kembali suku bunga akan tetap rendah untuk waktu yang lama. Sinyal yang menenangkan kekhawatiran pasar bahwa inflasi yang lebih tinggi dapat mendorong bank sentral untuk memperketat keran moneter. Kepastian Powell memberikan dorongan baru untuk reflasi perdagangan dan meningkatkan harga aset berisiko dan juga mendorong imbal hasil obligasi AS kembali ke level tertinggi satu tahun.
Melansir
Reuters pukul 10.33 WIB, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 1,0%. Sementara indeks Nikkei Jepang naik 1,6%.
Baca Juga: Rebound, IHSG naik 0,63% ke level 6.291,6 di awal perdagangan Kamis (25/2) Hang Seng Hong Kong melonjak 1,8%, menyusul pengumuman kenaikan bea meterai. Dalam testimoni hari kedua di Washington, Powell menegaskan kembali janji The Fed untuk mengembalikan ekonomi AS ke laju lapangan kerja penuh dan tidak mengkhawatirkan inflasi kecuali harga naik secara terus-menerus dan mengganggu. "Powell mengatakan akan memakan waktu tiga tahun bagi mereka untuk mencapai target inflasi, yang pada dasarnya menegaskan kembali bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga sampai 2023," kata Norihiro Fujito, chief investment strategist di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities. "Sejumlah besar dana investor membanjiri ke pasar saham dan itu lebih dari mengimbangi aspek negatif apa pun dari imbal hasil obligasi yang lebih tinggi." Prospek jangka panjang dari suku bunga rendah datang karena investor mengharapkan stimulus fiskal AS yang besar dan kemajuan dalam vaksinasi Covid-19 untuk menopang ekonomi, terutama sektor-sektor yang paling terpukul oleh pandemi. Administrasi Makanan dan Obat-obatan A.S. mengatakan pada hari Rabu vaksin Covid-19 satu dosis Johnson & Johnson tampak aman dan efektif dalam uji coba. Membuka jalan persetujuannya untuk penggunaan darurat secepat minggu ini. Saham Johnson & Johnson naik 1,3% setelah berita tersebut.
Baca Juga: Bursa Asia mengekor Wall Street, dibuka sumringah Kamis ini Di pasar mata uang, dolar AS merana di dekat posisi terendah tiga tahun versus mata uang berisiko karena sinyal dovish lanjutan dari Fed. Dolar Australia mencapai level tertinggi tiga tahun di US$ 0,7978, yen turun 0,2% menjadi 106,04 per dolar. Euro berdiri sedikit berubah pada US$ 1,2159.
Di tempat lain, harga tembaga melonjak 3% ke level tertinggi dalam hampir satu dekade. Harga minyak mentah naik ke level tertinggi baru 13-bulan setelah data pemerintah AS menunjukkan penurunan produksi minyak mentah akibat cuaca dingin. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,25% menjadi US$ 63,40 per barel dan Brent berada di US$ 67,33, naik 0,43%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto