KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia tersandung ke level terendah dua bulan pada hari Kamis (25/5), dan dolar AS naik. Kebuntuan negosiasi untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat (AS) menggerogoti aset berisiko di tengah kekhawatiran tentang pukulan terhadap ekonomi global jika default pemerintah AS. Melansir
Reuters, Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,84% menjadi 503,93, terendah sejak 21 Maret dan berada di jalur penurunan kedua bulan berturut-turut. Saham China turun 0,53% dan indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 2% ke level terlemahnya di tahun 2023.
Penurunan di kedua pasar ini membebani indeks MSCI Asia di luar Japan, yang 10 konstituen utamanya termasuk Tencent Holdings, Alibaba Group Holdings, AIA Group dan Meituan. Indeks Nikkei Tokyo tetap menjadi outlier di wilayah tersebut dan naik 0,5%.
Baca Juga: Bursa Asia Beragam Kamis (25/5) Pagi, Jelang Pengumuman Bank Sentral Korsel dan BI Negosiator untuk Presiden Demokrat Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik Kevin McCarthy menggelar pembicaraan produktif pada hari Rabu, saat mereka berlomba untuk mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang. Tetapi tanpa resolusi yang terlihat, para pedagang tetap mewaspadai kemungkinan gagal bayar dan bencana dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen mempertahankan awal Juni sebagai tenggat waktu gagal bayar plafon utang. “Ada perasaan awal bahwa mungkin kali ini sedikit berbeda,” kata Rob Carnell, ING's regional head of research, Asia-Pacific.. "Terlepas dari komentar bahwa kemajuan terus dibuat, Anda hanya bertanya-tanya, McCarthy mendapat kesepakatan (dan) apakah bahkan partainya sendiri akan mendukungnya," katanya. "Jadi itu yang menjadi perhatian." Lembaga pemeringkat kredit Fitch menempatkan Amerika Serikat waspada terhadap kemungkinan penurunan peringkat pada Rabu malam, semakin meredam sentimen. Penurunan peringkat dapat memengaruhi harga sekuritas utang Treasury senilai triliunan dolar. Langkah Fitch menghidupkan kembali kenangan tahun 2011, ketika S&P menurunkan peringkat Amerika menjadi AA-plus dan memicu serangkaian penurunan peringkat lainnya serta aksi jual pasar saham.
Baca Juga: Risiko Gagal Bayar AS Membayangi Keputusan Suku Bunga di Korsel dan Indonesia "Saya berharap Fitch mengetahui konsekuensi dari melakukan ini dan mereka hampir melakukannya hanya untuk mencoba dan memberikan sedikit tekanan," kata Carnell dari ING. "Itu tidak berarti mereka akan menurunkan peringkat tetapi itu seperti mengatakan, 'sebaiknya Anda berhati-hati, jika tidak, ini akan datang'." Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto