KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia memerah di awal perdagangan Senin (29/7) lantaran investor cenderung berhati-hati menanti keputusan penting pada pekan ini. Senin (29/7) pukul 08.30 WIB indeks Nikkei 225 turun 108,11 poin atau 0,50% ke 21.541,44, Hang Seng turun 185,42 pin atau 0,69% ke 28.204,21, Taiwan Taiex tutrun 13,03 poin atau 0,11% ke 10.799,29, Kospi turun 33,20 poin atau 1,61% ke 2.033,42, Straits Times turun 11,90 poin atau 0,35% ke 3.351,90 dan FTSE Malaysia turun 2,63 poin atau 0,16% ke 1.645,33. Penurunan bursa Asia lantaran investor lebih berhati-hati menghitung kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pekan ini. Sementara itu, perundingan dagang AS-China juga akan digelar pekan ini di Shanghai setelah gencatan senjata G20 bulan lalu, meski minim harapan adanya perkembangan yang signifikan. "Kami tetap optimistis dengan hati-hati bahwa kedua belah pihak dapat menyepakati perjanjian yang membahas masalah penting terkait perdagangan seperti permintaan AS untuk meningkatkan ekspor," jelas analis Barclays dalam sebuah riset yang dikutip Reuters Senin (29/7).
Bursa Asia memerah di awal pekan ini lantaran investor menanti keputusan The Fed
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia memerah di awal perdagangan Senin (29/7) lantaran investor cenderung berhati-hati menanti keputusan penting pada pekan ini. Senin (29/7) pukul 08.30 WIB indeks Nikkei 225 turun 108,11 poin atau 0,50% ke 21.541,44, Hang Seng turun 185,42 pin atau 0,69% ke 28.204,21, Taiwan Taiex tutrun 13,03 poin atau 0,11% ke 10.799,29, Kospi turun 33,20 poin atau 1,61% ke 2.033,42, Straits Times turun 11,90 poin atau 0,35% ke 3.351,90 dan FTSE Malaysia turun 2,63 poin atau 0,16% ke 1.645,33. Penurunan bursa Asia lantaran investor lebih berhati-hati menghitung kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pekan ini. Sementara itu, perundingan dagang AS-China juga akan digelar pekan ini di Shanghai setelah gencatan senjata G20 bulan lalu, meski minim harapan adanya perkembangan yang signifikan. "Kami tetap optimistis dengan hati-hati bahwa kedua belah pihak dapat menyepakati perjanjian yang membahas masalah penting terkait perdagangan seperti permintaan AS untuk meningkatkan ekspor," jelas analis Barclays dalam sebuah riset yang dikutip Reuters Senin (29/7).
