Bursa Asia Memerah di Tengah Ketegangan Timur Tengah Rabu (2/10), Nikkei Turun 1,4%



KONTAN.CO.ID - Pasar Asia-Pasifik dibuka melemah pada Rabu (2/10) pagi, mengikuti awal bulan perdagangan yang buruk di Wall Street.

Indeks-indeks utama mengalami penurunan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka turun 0,3%. Sementara Nikkei 225 Jepang memulai hari perdagangan dengan penurunan 1,4%.


Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham BBRI, MDKA, INDF dan PSAB untuk Rabu (2/10)

Indeks Kospi Korea Selatan juga turun 1% pada pembukaan perdagangan. Sedangkan indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil mengalami penurunan 0,8%.

Indeks Futures Hang Seng Hong Kong berada pada level 20.768, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir di angka 21.133,68.

Sementara itu, pasar di China Daratan ditutup pada hari Rabu dan akan tetap libur sepanjang minggu karena perayaan liburan Golden Week.

Para pedagang di Asia juga tengah memantau data inflasi konsumen dari Korea Selatan. Indeks harga konsumen negara tersebut naik 1,6% pada bulan September dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjut Menguat, Berikut Rekomendasi Saham Rabu (2/10)

Data ini dirilis pada Rabu pagi dan tidak sesuai dengan ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang memperkirakan angka inflasi sebesar 1,9%.

Di Amerika Serikat, semalam, Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 173 poin, S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 0,93% dan 1,53%.

Harga minyak dan Indeks Volatilitas CBOE melonjak setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel.

Serangan ini terjadi setelah Israel memulai operasi darat ke Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan dengan kelompok militan Hizbullah yang didukung oleh Iran.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Turun Selasa (1/10), Iran Serang Israel dan Saham Pertahanan Naik

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa serangan rudal Iran gagal dan berjanji untuk membalasnya.

"Iran membuat kesalahan besar malam ini — dan mereka akan membayar harganya," katanya, menurut NBC News, seraya menambahkan bahwa "rezim di Iran tidak memahami tekad kami untuk membela diri dan tekad kami untuk membalas serangan terhadap musuh-musuh kami."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto