KONTAN.CO.ID - Pasar Asia-Pasifik mengikuti pelemahan Wall Street pada perdagangan Rabu (14/2). Setelah inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Januari lebih tinggi dari perkiraan, dengan indeks harga konsumen naik 3,1% dalam basis 12 bulan dan 0,3% untuk bulan tersebut. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan, indeks harga konsumen (CPI) AS akan meningkat sebesar 0,2% secara bulanan di bulan Januari dan 2,9% secara tahunan. Harga inti, tidak termasuk komponen pangan dan energi yang mudah berubah, naik 0,4% bulan ke bulan dan 3,9% dari tahun lalu.
Baca Juga: Harga Emas Merosot di Bawah US$2.000 Selasa (13/2), Pertama Kalinya dalam 2 Bulan CPI Inti diperkirakan masing-masing meningkat 0,3% di bulan Januari dan 3,7% dari tahun sebelumnya. Melansir Reuters, S&P/ASX 200 Australia turun 1,3%, memperpanjang penurunan beruntunnya hingga hari ketiga. Indeks Nikkei 225 Jepang mundur dari level tertinggi 34 tahun, turun 0,54%. Sedangkan Topix mengalami penurunan lebih besar yaitu 0,68%. Nikkei telah menguat sekitar 3% dan sempat menembus angka 38.000 pada hari Selasa. Terakhir kali menyentuh level tersebut pada tahun 1990. Baca Juga: Wall Street Berakhir Turun Tajam pada Selasa (13/2), Inflasi Tinggi Memicu Aksi Jual Pada Rabu pagi, top currency diplomat Jepang Masato Kanda mengatakan bahwa “pergerakan pasar valuta asing baru-baru ini berlangsung cepat” sehubungan dengan yen, dan pihak berwenang mengawasi hal ini “dengan rasa urgensi yang tinggi,” menurut Reuters. Kospi Korea Selatan turun 1,47%, saham kelas berat Samsung Electronics anjlok hampir 2%. Sedangkan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq kehilangan 0,89%. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 15,713 seiring kembalinya perdagangan setelah liburan Tahun Baru Imlek, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan HSI di 15,746.58.