Bursa Asia menguat, catat sejumlah sentimen penting pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Asia bergerak menguat di awal pekan ini. Senin (27/4) pukul 8.25 WIB, indeks Nikkei 225 naik 1,71% ke 19.591. Hang Seng megnuat 0,84% ke 24.030.

Indeks Taiex menguat 1,21% ke 10.467. Sedangkan Kospi menguat 0,99% ke 1.907. Indeks Straits Times menanjak 0,52% ke 2.531 dan FTSE Bursa Malaysia naik 0,38% ke 1.374.

Pasar saham berspekulasi bahwa Bank of Japan akan mengucurkan rencana pembelian obligasi negara tanpa batas pada rapat pekan ini. Bank sentral Jepang saat ini memiliki program pembelian obligasi negara sebesar ¥ 80 triliun per tahun meski belum pernah mencapai angka tersebut.


Baca Juga: Harga minyak WTI turun, kapasitas tangki yang penuh bisa bikin harga kembali negatif

Pasar keuangan juga memperkirakan bahwa bank sentral akan meningkatkan pembelian obligasi korporasi dan komersial serta meluncurkan program pinjaman baru untuk membantu perusahaan-perusahaan yang kesulitan arus kas. Selain spekulasi stimulus Bank of Japan, pasar keuangan global pun berharap bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dan European Central Bank (ECB) akan merilis stimulus lebih banyak pada pekan ini.

"Untuk the Fed, tidak ada perkembangan lagi pada quantitative easing atau suku bunga. Tapi kami memperkirakan bank sentral menegaskan dukungan tanpa batas waktu tertentu untuk menopang ekonomi," kata analis ANZ dalam catatan yang dikutip Reuters.

ANZ memperkirakan ECB akan menaikkan jumlah paket darurat pembelian obligasi lewat pandemic emergency purchase programme (PEPP) sekitar € 500 miliar hingga € 1,25 triliun serta mendesak stimulus fiskal yang besar.

Baca Juga: Jiwasraya bikin IHSG jeblok, indeks Shanghai jawara & FTSE Malaysia terbaik di ASEAN

Selain keputusan bank sentral, AS dan Uni Eropa akan merilis angka produk domestik bruto kuartal pertama dan survei manufaktur ISM di AS. Dari pasar modal AS, ada 173 perusahaan penghuni indeks S&P 500 yang pekan ini akan melaporkan kinerja keuangan, termasuk Apple, Amazon, Facebook, Microsoft, Caterpillar, Ford, GE, dan Chevron.

Analis memperkirakan 15% penurunan laba kuartal pertama para emiten penghuni S&P 500. Laba sektor energi diperkirakan merosot lebih dari 60% sehingga meningkatkan kekhawatiran gagal bayar surat utang, PHK, serta kemungkinan bangkrut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati